kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri otomotif dan furnitur tanggapi superdeduction tax


Jumat, 13 September 2019 / 19:55 WIB
Industri otomotif dan furnitur tanggapi superdeduction tax
ILUSTRASI. Produk Terbaru Toyota di GIIAS


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kehadiran Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 128 Tahun 2019 dan merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 yang terbit awal Juli lalu menuai beragam tanggapan dari pelaku industri.

Beleid ini memberikan fasilitas pengurangan pajak penghasilan atau superdeduction tax bagi wajib pajak (WP) badan yang melakukan kegiatan vokasi.

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto bilang, Toyota menyambut baik kehadiran beleid tersebut. "Kami menyambut baik termasuk potensi fasilitas yang ada, namun yang utama adalah konsistensi untuk tumbuh kembang bersama," sebut Fransiscus ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/9).

Menurutnya, salah satu harapan besar yakni keterlibatan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) siap kerja dalam industri yang berkaitan dengan industri milik Toyota.

Baca Juga: Para pengusaha menyambut positif superdeduction tax untuk vokasi

Demi mengupayakan pengembangan vokasi, Fransiscus mengungkapkan selama ini Toyota memiliki program pelatihan bernama Toyota Technical Education Program (TTEP).

Program yang menyasar kalangan pelajar SMK ini telah dilaksanakan pada 62 SMK seluruh Indonesia. "Sudah dimulai sejak 1991, tidak hanya soal kurikulum bahkan melalui praktik," terang Fransiscus.

Sejumlah upaya ini disebut sebagai strategi dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap dengan perkembangan industri. Sayangnya, Fransiscus enggan membeberkan berapa dana yang dialokasikan perusahaan untuk bidang vokasi serta penelitian dan pengembangan.

Tanggapan berbeda justru datang dari industri furnitur. Direktur Keuangan PT Integra Indocabinet Tbk Wang Sutrisno menganggap apa yang dilakukan kurang menggigit. "Langkah yang baik namun belum benar-benar menyasar akar permasalahan," terang Wang.

Baca Juga: Kabar Baik, Insentif Pajak Super Bisa Mulai Diklaim premium

Wang menilai beleid ini tidak akan begitu berefek khususnya bagi kinerja perusahaan. Ia mencontohkan, niatan pemerintah mengurangi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kayu log sebesar 10% serta membebaskan kewajiban mengurus SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) juga bukan merupakan solusi yang berdampak besar.

"Itu akan lebih berdampak pada cashflow dan karena kami eksportir dengan pembeli yang besar, mereka tentunya memerlukan legalitas produk kami," sebut Wang.

Lebih jauh ia menyebutkan, sejumlah perusahaan lokal yang melaksanakan kegiatan ekspor mengharapkan iklim investasi yang positif. Semisal, dengan tidak membatasi bahan baku impor yang dibutuhkan untuk melakukan ekspor.

Menurutnya, impor bahan baku selama ini dilakukan karena industri dalam negeri belum bisa memenuhi kualitas yang dibutuhkan.

Seandainya kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari dalam negeri, Wang menjamin perusahaan-perusahaan furnitur akan lebih memilih menyerap produksi dalam negeri.

Baca Juga: Pemerintah bisa mencabut insentif superdeduction tax bila tak efektif

Sayangnya, perbedaan kualitas yang jauh khususnya pada komponen penting disebut Wang sebagai alasan kenapa sejumlah perusahaan furnitur lebih memilih melakukan impor bahan baku.

"Pemerintah harus benar-benar memilah kebijakan yang efektif dan langsung ke sasaran," jelas Wang. Bahkan Wang beranggapan, pemerintah cukup meniru apa yang dilakukan negara-negara lain.

Satu hal yang tidak kalah penting baginya yakni tata kelola industri dari hulu ke hilir. Hal ini dianggap akan semakin mendorong industri.

Baca Juga: Keluarkan sejumlah biaya ini, perusahaan berhak dapat insentif superdeduction tax

"Koordinasi ini yang belum terlihat, mengenai PMK, magang dan pengembangan vokasi memang kami lakukan namun tidak besar dana yang kami keluarkan untuk program tersebut," jelas Wang.

Menurutnya, hal ini tidak akan serta merta mendorong pelaku industri untuk berbondong-bondong melakukan pengembangan vokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×