kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Industri otomotif dukung infrastruktur BBG


Senin, 28 September 2015 / 10:29 WIB
Industri otomotif dukung infrastruktur BBG


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Kalangan industri otomotif mendukung pengembangan infrastruktur pengisian bahan bakar gas yang akan membuka jalan untuk produksi kendaraan dual fuel atau dua bahan bakar secara masif.

Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia (HMI), Mukiat Sutikno menyatakan, penggunaan BBG bagi kendaraan bermotor menjadi sangat mendesak sehingga ke depan, industri otomotif harus berorientasi pada penggunaan BBG.

Untuk itu, tambahnya, penerapan penggunaan BBG harus dibarengi dengan penambahan jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) agar konversi bahan bakar tersebut tidak gagal. Bahkan, pengembangan infrastruktur tersebut dapat pula dengan sistem pengisian yang sifatnya mobile atau dikenal dengan Mobile Refueling Unit (MRU).

"Berbagai inovasi pengisian sangat penting, karena bisa menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan stasiun pengisian BBG. Kita semua bisa belajar dari Thailand, yang secara total memiliki sekitar 3.000 filling station. Yang terpenting adalah infrastruktur diperbanyak dan kami siap mendukung penggunaan BBG bagi kendaraan bermotor," katanya melalui keterangan tertulis, akhir pekan lalu.

Menurut dia, pihaknya siap jika pemerintah mengeluarkan regulasi mengenai konversi bahan bakar gas, apalagi, perusahaan memiliki pengalaman sejak 2010, ketika bekerja sama dengan sebuah perusahaan taksi yang mempergunakan bahan bakar gas.

Hanya saja, lanjutnya, meski pada unit kendaraan sudah ditambahkan converter kit agar bisa mengkonsumsi BBG, ketika itu program tersebut justru terkendala akibat minimnya fasilitas pengisian bahan bakar gas. "Di sinilah pentingnya penambahan SPBG dan pengoperasian MRU," kata Mukiat.

Selain Hyundai, PT Toyota Motor Indonesia Manufacturing (TMMIN) baru-baru ini juga telah menyatakan kesiapannya menghadirkan mobil berbahan bakar gas di Indonesia.

Direktur TMMIN I Made Dana Tangkas mengatakan pihaknya fokus untuk mendorong kelahiran mobil berbahan bakar alternatif, terutam gas. Saat ini, Toyota sudah memiliki line up berbahan bakar gas yang siap diluncurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×