kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri pengolah singkong minta penyerapan tapioka diperluas


Minggu, 19 Agustus 2018 / 15:05 WIB
Industri pengolah singkong minta penyerapan tapioka diperluas
ILUSTRASI. Petani memanen singkong


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerapan ubi kayu alias singkong olahan menjadi tepung tapioka umumnya diperuntukan pada industri makanan dan minuman. Namun untuk memperluas penyerapan, petani minta industri kertas juga ikut menyerap tapioka dalam negeri.

Mashuri Cahyadi Ketua Paguyuban Pengolah Singkong Pati (PPSP) menyampaikan, kini produksi tepung tapioka di Pati mencapai 100 ton-200 ton per hari, padahal kapasitas produksi tepung tapioka bisa mencapai 900 ton per hari pada musim panas.

"Produktivitas turun karena saat 2016-2017 panen singkong pernah surplus parah dan tidak ada penyerapan, kemudian petani jadi beralih menanam yang lain dan produktivitas menurun," kata Mashuri kepada Kontan.co.id, Minggu (19/8).

Hal ini sesuai dengan informasi Badan Ketahanan Pangan yang mencatat produksi singkong dari tahun ke tahun terus menurun. Pada tahun 2016 produksi singkong mencapai 20,26 juta ton, tahun 2015 sebesar 21,8 juta ton dan tahun 2014 sebesar 23,44 juta ton.

Mashuri mengatakan, tepung tapioka tersebut hingga seluruhnya diserap oleh industri makanan untuk diolah menjadi mi dan bahan adonan cemilan. Padahal ada pangsa pasar lain melalui industri kertas yang juga membutuhkan tepung tapioka sebagai bahan baku produknya.

Perkiraannya, dalam waktu satu bulan, pabrik-pabrik kertas setidaknya menyerap 20.000 ton - 25.000 ton tapioka untuk memproduksi karton boks. "Tapi mereka kebanyakan impor, padahal kita bisa sediakan," kata Mashuri.

Adapun kini harga singkong ia laporkan telah mencapai Rp 2.000 per kilogram. Harga tepung tapioka kini telah mencapai Rp 7.500 per kg dari posisi tahun 2016-2017 di Rp 3.200 per kg. Kenaikan tersebut menurutnya tidak menjadi indikator yang baik karena tidak diiringi oleh penambahan petani maupun produksi singkong.

Mashuri menyampaikan, untuk area Jawa Tengah dan Jawa Timur, luas lahan yang bisa ditanami oleh tanaman singkong sebesar 18.259 hektare dengan tingkat produktivitas sebanyak 217,7 kuintal per hektare, adapun total produksi basah beserta kulit setara 397.498 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×