kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri pengolahan bisa berebutan bahan baku susu


Selasa, 26 Maret 2013 / 08:31 WIB
Industri pengolahan bisa berebutan bahan baku susu
ILUSTRASI. Film Malignant, salah satu film horor terbaru karya sutradara James Wan yang tayang di tahun 2021


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. JAKARTA. Harga susu bubuk naik ke harga tertinggi di Selandia Baru akibat kekeringan. Kenaikan harga susu tersebut membuat industri pengolahan berebutan mendapatkan bahan baku susu.

"Harga susu dunia yang naik pasti berpengaruh ke industri. Industri pengolah susu akan berebut untuk mendapatkan susu segar," kata Teguh Boediyana, Ketua Umum Dewan Persusuan Nasional kepada KONTAN di Jakarta, Senin (25/3).

Perlu diketahui, Selandia Baru adalah produsen susu terbesar dunia sekaligus eksportir terbesar dunia. Sebelumnya, Fonterra Cooperative Group Ltd bilang, kenaikan harga terjadi karena kekeringan yang melanda wilayah peternakan sapi.

Susu di Selandia Baru naik menjadi US$ 5.313 per metrik ton, atau mencapai rekor baru setelah harga tertinggi US$ 4.958 per ton pada tanggal 1 Maret 2011.

Dijelaskan Teguh, pada waktu kenaikan harga susu dunia 2007 lalu, industri pengolah susu adu cepat mendapatkan susu segar. Tak hanya di pasar susu dunia, tetapi juga di dalam negeri. Industri pengolahan susu akan melakukan pembelian susu dari peternak sapi lokal.

Fluktuasi harga susu dunia memang sering terjadi. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap harga susu lokal lantaran sekitar 80% produk susu Indonesia adalah hasil impor.

Untuk kenaikan harga susu dunia yang terjadi sekarang ini, lanjut Teguh, dirinya belum mengetahui seberapa besar persentase kenaikan harga bisa dinikmati oleh peternak sapi perah.

Namun, sejak awal para peternak susu lokal memang sudah menuntut harga jualnya dinaikkan. "Mereka (peternak sapi perah) menuntut harga Rp 5.000 per liter," tandas Teguh.

Saat ini, dengan total solid susu 12%, harga jual susu dari peternak ke industri pengolah susu adalah Rp 4.000 per liter. Para peternak susu sudah sejak lama menuntut kenaikan harga jual susu lantaran biaya produksi yang naik.

Kenaikan harga susu dunia pada saat ini, harap Teguh, menjadi momentum bagi pemerintah untuk tidak ragu menggenjot hasil produksi susu peternak dalam negeri. Bagaimana efisiensi akan ditingkatkan apabila menggunakan produksi susu dalam negeri.

"Ini jadi kesempatan bagi peternak susu lokal untuk memasok kebutuhan susu nasional," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×