Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Sandy Baskoro
YOGYAKARTA. Investor asing mulai melirik bisnis pembibitan sapi di Indonesia. Setidaknya dua pemodal asal Australia dan Taiwan menjajaki investasi pembibitan sapi.
Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, mengatakan investor asing tertarik berinvestasi di sentra produksi sapi. Tapi Syukur enggan menyebutkan potensi investasi dari ketiga negara tersebut.
"Kami mengharapkan investasi peternakan naik 20% dibandingkan tahun lalu, terutama untuk pembibitan sapi baik PMDN maupun PMA," kata Syukur di Yogyakarta, Jumat (15/2) lalu. Namun dia tak menyebutkan berapa nilai investasi peternakan pada tahun lalu.
Menurut Syukur, investor asal Australia berminat menanamkan investasi di Jawa Tengah dan Sumba Tengah. Sedangkan pemodal asal Taiwan melirik Sumba Timur. Persoalan terkini adalah seputar lahan yang terbatas. Sebab, mereka membutuhkan padang ilalang yang luas.
Tahun ini, pemerintah akan mengembangkan bisnis sapi potong di Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat. Di Papua Barat, Kemtan akan mengembangkan bisnis peternakan sapi potong sebanyak 2.170 ekor. Rencana ini diharapkan mampu mendukung program swasembada daging sapi di 2014.
Juan Permata Adoe, Wakil Ketua Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, mengatakan selama ini pemodal kurang melirik bisnis pembibitan sapi. Pasalnya, keuntungannya masih kecil dan tak ekonomis. "Selain mahal, balik modal investasi
pembibitan sapi juga lama," kata Juan.
Dia menceritakan, harga bibit sapi berusia 12 bulan hingga 18 bulan cukup mahal, yakni US$ 2.500 per ekor. Selain mahal, risiko bisnis pembibitan sapi cukup besar.
Kemtan mencatat, populasi sapi potong pada Desember 2012 mencapai 16 juta ekor. Sedangkan populasi sapi perah 600.000 ekor. Pada 2013, populasi sapi potong diharapkan 16,6 juta ekor dan sapi perah 661.000 ekor.
Terkait dengan pemenuhan pasokan sapi saat ini, tiga BUMN, yakni PT Merpati Nasional Airlines, PT Pelayaran Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia, siap membantu distribusi daging beku dan sapi hidup dari sentra produksi ke wilayah konsumsi. Saat ini, ketiga BUMN tersebut bersedia membantu pendistribusian daging beku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News