Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) menargetkan pertumbuhan industri peralatan listrik hingga akhir tahun 2024 bisa tumbuh 10%-15% jika dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun 2019 atau masa sebelum Covid-19.
"Harapan kita bisa tumbuh tentunya minimal 10%-15%," ungkap Ketua Umum APPI, Yohanes Purnawan Widjaja saat ditemui Kontan di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (21/08).
Yohanes juga menjelaskan hingga saat ini porsi penyerapan produk peralatan listrik 85% masih diserap untuk kebutuhan dalam negeri sedangkan 10%-15% ada kapasitas untuk pasar ekspor.
Mungkin porsinya masih berkisar antara 10-15 persen (ekspor). Negara-negara tujuan ekspor tentunya pasti Timur Tengah. Seperti Yordania, Saudi Arabia. Dan Amerika juga ada Malaysia dan Timur Leste," ungkap Yohanes.
Baca Juga: Produksi Pupuk Indonesia Capai 7,56 Juta Ton pada Mei 2024
Adapun, khusus di dalam negeri konsumen utama dan terbesar dari produsen-produsen alat kelistrikan masih dipegang oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Itu (PLN) konsumen terbesar alat kelistrikan. Yang diserap oleh PLN rata-rata kalau dari anggota kami itu bisa hampir 60 persen," tambahnya.
Dengan berkembangnya penggunaan kendaraan listrik, Yohanes mengatakan anggotanya juga sudah ada yang menjual peralatan pengisi daya baterai atau charger untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) kepada PLN.
"Kalau SPKLU, tentunya sekarang yang di anggota APPI itu mereka menjualnya via ke PLN. Karena PLN itu yang membangun SPKLU. Sehingga kalau anggota kami, karena sudah distandarisasi kualitasnya, mutunya, mereka menjualnya masih melalui PLN," tambahnya.
"Anggota APPI sampai saat ini ada empat produsen EV Charger. Untuk standarnya dari PLN dan juga meratifikasi standar internasional," tutupnya.
Baca Juga: Indonesia dan Jepang Teken Kerjasama Transisi Energi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News