Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan kurva Covid-19 beberapa hari ini dikhawatirkan bakal menimbulkan gelombang kedua pandemi. Situasi tersebut dapat mempengaruhi dunia usaha, setelah industri sudah cukup tertekan saat awal pandemi berlangsung.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono melihat meski transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah berlangsung, pasar plastik masih belum memperlihatkan geliat tumbuh. Khususnya di segmen bisnis kemasan, dimana hampir 50% plastik terserap untuk segmen tersebut.
Akibat pasar yang belum pulih, utilisasi pabrikan masih belum mengalami kenaikan. "Rata-rata (utilisasi) saat ini masih dibawah 40%. Situasi ini juga semakin tertekan dengan pelarangan penggunaan kantung plastik di beberapa tempat," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Selasa (14/7).
Baca Juga: ADUPI: Larangan penggunaan plastik membuat ekonomi masyarakat kian sulit
Lebih lanjut ia mencermati, kenaikan kasus di daerah Solo, Jawa Tengah, misalnya dari zona merah sempat menjadi zona hitam. Hal tersebut akan mempengaruhi geliat industri hilir plastik yang banyak berlokasi di sana.
"Kembali lagi daya beli masyarakat juga belum sepenuhnya membaik, khususnya menengah ke bawah, oleh karena itu kami harapkan pemerintah dapat segera menurunkan bansos," terang Fajar. Bantuan sosial diharapkan dapat mengerek daya beli di tengah masyarakat, yang akan berimbas pada permintaan kemasan plastik.
Jika ada gelombang besar pandemi kembali dan mengharuskan pelaksanaan PSBB secara ketat, Fajar mengakui hal itu akan berat bagi industri. Di semester pertama tahun ini, industri kemasan plastik sempat tertolong dengan adanya lebaran yang membuat sektor ini tumbuh di bawah 2% secara tahunan.
Sedangkan untuk tahun ini, Fajar bilang, asosiasi berharap setidaknya perolehan industri bisa menyamai tahun lalu atau tidak negatif saja sudah merupakan pencapaian terbaik. Saat awal pandemi kemarin, isu PHK maupun pabrik tutup belum ada.
Namun jika ada gelombang besar covid-19, bukan tidak mungkin, kata Fajar, ada potensi penutupan pabrik khususnya di segmen kemasan daur ulang. Asosiasi berharap di tengah situasi sulit ini, pemerintah dapat memperketat impor barang jadi plastik agar produksi dalam negeri terserap di tengah pelemahan pasar.
Baca Juga: Kemenperin: Penggunaan kertas daur ulang di industri makin pesat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News