kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Industri Properti Indonesia Ekspansi ke Pasar Global, Begini Prospeknya


Rabu, 08 Oktober 2025 / 18:58 WIB
Industri Properti Indonesia Ekspansi ke Pasar Global, Begini Prospeknya
ILUSTRASI. Ekspansi Xavier Marks sebagai salah satu agensi real estate Indonesia ke Sydney hingga Jepang menjadi titik balik perluasan pasar. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekspansi Xavier Marks sebagai salah satu agensi real estate Indonesia ke Sydney hingga Jepang menjadi titik balik perluasan pasar properti Tanah Air.

Pilihan aset yang lebih beragam membuka peluang perbaikan ekonomi domestik yang pada gilirannya turut mendorong sektor properti domestik yang tengah jenguh. 

Indonesia Property Watch (IPW) mencatat pasar properti Indonesia di luar negeri tumbuh hingga 35% dalam tiga tahun terakhir, dengan area pertumbuhan utamanya di kawasan Asia Timur dan Tenggara. 

Meraup peluang tersebut, Xavier Marks memperluas jaringannya ke Jepang dan Malaysia. Pun sebelum itu, perusahaan ini sudah lebih dulu membuka cabang di Sydney, Australia. 

Baca Juga: Emiten Properti Kawasan Industri Prospektif, Ini Rekomendasi Analis

“Ekspansi ini merupakan bagian dari visi jangka panjang perusahaan,” kata Presiden Direktur Xavier Marks Indonesia Daniel Sunyoto dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Pun, ia menjelaskan pertimbangan pemilihan pasar Jepang dan Malaysia. 

Untuk Jepang, Japan Real Estate Institute menunjukkan indeks harga kondominium meningkat hingga 10,47% secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada 2025. Selain itu, Global Property Guide mencatat yield rental rata-rata saat ini mencapai 6%, terutama di Tokyo dan Osaka. 

Pertumbuhan tersebut pada dasarnya didorong oleh lonjakan wisatawan internasional sebesar 40% sepanjang paruh pertama 2025, yang mana memperkuat permintaan sewa jangka pendek di Negeri Matahari Terbit itu. 

Lebih rinci, Presiden Eksekutif Xavier Marks Tokyo Central Albert Pramono menjelaskan bahwa proyek properti perseroan nantinya bakal fokus pada house reform di area strategis seperti Asakusa, Tokyo. 

“Pasar properti Jepang menunjukkan tren positif dengan kenaikan harga tanah 5–8% per tahun dan rental yield tinggi yang didorong oleh pertumbuhan pariwisata serta permintaan short-term rental seperti Airbnb,” jelas Albert dalam kesempatan yang sama.

Ia menyebut, Tokyo menawarkan keseimbangan antara stabilitas, keamanan, dan peluang investasi jangka panjang. Pasalnya, penjualan properti dalam jangka waktu di bawah 5 tahun bakal dikenakan pajak lebih tinggi. Pun, pembangunan pasok sangat diawasi dengan berbagai aturan yang kemudian membuat pasar cenderung stabil. 

Sementara itu pada pasar Malaysia, Knight Frank Malaysia Residential Insights mencatat rental yield di Malaysia berkisar antara 2,9%–7%, tergantung lokasi dan jenis properti, dengan area strategis di Kuala Lumpur, Johor, dan Penang menawarkan potensi pertumbuhan tertinggi. 

Baca Juga: Ketidakpastian Tinggi, Properti Komersial di Asia Pasifik Tetap Mampu Bertumbuh

Khusus untuk area Johor, Presiden Eksekutif Xavier Marks WellEstate Malaysia Stevie Lee menambahkan, ada potensi pertumbuhan yang signifikan karena lokasinya yang dekat dengan Singapura. 

“Investor asing dapat memiliki properti dengan status freehold, menikmati pajak properti yang rendah, dan bebas dari pembatasan repatriasi dana,” imbuh Stevie. 

Prospek Pasar Properti Domestik

Perluasan sektor properti ke pasar global tak serta-merta mengancam properti dalam negeri. 

CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menyebut, saat ini pasar properti Indonesia tengah berada di titik jenuh dengan melimpahnya pasok yang menyasar segmen menengah ke atas dan minimnya permintaan. 

Menurutnya, diversifikasi produk ke properti negara lain, dengan tawaran yield yang menarik, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Nah, pemulihan ekonomi pasar bakal otomatis mendorong daya beli sekaligus sektor properti dalam negeri. 

“Ini bagus untuk kesehatan investor dan hasilnya akan dikonstruksi di Indonesia juga. Toh, di sektor properti kita bicara jangka panjang,” jelasnya. 

Selanjutnya: Aset Kripto Seperti Bitcoin, Ethereum, dan XRP Turun, Koreksi Masih Dianggap Wajar

Menarik Dibaca: 6 Efek Negatif Seks Setiap Hari bagi Wanita, Awas Vagina Robek!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×