kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Industri Semen Bidik Pertumbuhan Melalui Ekspor dan Proyek Dalam Negeri


Minggu, 02 Februari 2025 / 19:02 WIB
Industri Semen Bidik Pertumbuhan Melalui Ekspor dan Proyek Dalam Negeri
ILUSTRASI. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/05/08/2024. Industri semen nasional membidik pertumbuhan penjualan pada tahun ini melalui penguatan pasar ekspor hingga proyek kontruksi dalam negeri


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Industri semen nasional membidik pertumbuhan penjualan pada tahun ini melalui penguatan pasar ekspor hingga pelaksanaan proyek-proyek konstruksi di dalam negeri. 

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Lilik Unggul Raharjo mengatakan, industri semen pada tahun ini masih akan menghadapi tantangan utilisasi yang rendah. Meski demikian, dengan melihat tren penjualan semen dalam negeri, peluang pertumbuhan dinilai masih memungkinkan pada tahun ini. 

"Kita masih optimis penjualan semen dalam negeri pada tahun 2025 akan tumbuh sekitar 1%-2%, sedangkan ekspor diperkirakan masih akan tetap sama dengan capaian tahun-tahun sebelumnya," ungkap Lilik dikutip Minggu (2/2). 

Lilik menjelaskan, faktor pendorong penjualan semen dalam negeri salah satunya melalui kehadiran Program 3 Juta Rumah yang digagas pemerintah. ASI memproyeksikan penjualan semen tahun ini mencapai 77 juta ton dengan tingkat utilisasi mencapai 65%.

Menurutnya, industri semen nasional mengalami penurunan pada akhir tahun 2024 dibandingkan 2023 lalu. Tercatat, penjualan semen dalam negeri yang turun 0,9% dengan proporsi permintaan semen kantong dan semen curah di Indonesia tahun 2024 adalah 69% : 31%. 

Baca Juga: Cemindo Gemilang (CMNT) Targetkan Volume Penjualan Semen Tumbuh 4%-5% di Tahun 2025

Sementara itu, konsumsi semen kantong turun 3,1% dan semen curah naik 4,4%. Utilisasi industri mencapai 56,5% sedikit lebih tinggi dari tahun 2023 dikarenakan ekspor meningkat, tetapi masih lebih rendah dibandingkan tingkat utilisasi tahun 2019 sebelum pandemi.

Adapun, kapasitas terpasang industri semen nasional yang hingga saat ini telah mencapai 119,9 juta ton pertahun dengan volume penjualan semen dalam negeri di tahun 2024 sebesar 64,9 juta ton, turun 0,9% jika dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 65,5 juta ton, sementara untuk ekspor mengalami kenaikan 10,4% menjadi 11,9 juta ton. 

“Turunnya penjualan semen lebih banyak disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, disamping pada sektor konstruksi terpicu mulai melambatnya permintaan semen dari proyek-proyek Pemerintah baik di Jawa maupun wilayah lainnya seperti proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur," jelas Lilik. 

Merujuk data ASI, Beberapa wilayah pasar utama semen seperti Jawa tahun ini mengalami sedikit penurunan sebesar 0,1% dengan volume mencapai 33,5 juta ton, hampir sama dengan pencapaian tahun 2023 Kalimantan di tahun 2024 masih tumbuh sebesar 11,2%, lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2023 yang mencapai 22,1%. Hal ini disebabkan karena mulai melambatnya pembangunan seiring dengan kebijakan Pemerintah yang mengurangi anggaran untuk pembangunan terus proyek-proyek infrastruktur di Ibu Kota Nusantara.

Bali dan Nusa Tenggara di tahun 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 3,3% dibandingkan tahun 2023, dimana pertumbuhan penjualan semen di Bali mencapai 15,8% yang lebih banyak disebabkan karena beberapa proyek penunjang sektor pariwisata yang tetap berjalan. Kondisi di wilayah lainnya seperti Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua tidak jauh berbeda yang secara umum cenderung mengalami penurunan.

Sementara itu, pasar ekspor dinilai cukup mampu bertahan di tengah kondisi pelemahan ekonomi global pada tahun lalu. Sejumlah pasar tradisional yang menjadi sasaran produk semen Indonesia seperti Bangladesh, Australia dan Taiwan masih menjadi tumpuan pasar ekspor semen Indonesia. 

Hingga akhir tahun 2024 total ekspor semen dan clinker mengalami pertumbuhan sebesar 10,4% dengan total volume sebesar 11,9 juta ton. Hal ini dipicu dari masih tingginya permintaan clinker di pasar-pasar tradisional di luar negeri.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, pembatasan terhadap investasi baru merupakan bentuk kehadiran negara dalam menjaga industri semen eksisting.

Meski demikian, Taufiek menegaskan, pemerintah tetap membuka peluang untuk investasi pabrik baru di wilayah-wilayah yang belum memiliki pabrik semen.

"Ini bentuk representatif negara hadir artinya melindugi industri yang sudah ada tapi juga tidak menutup peluang untuk meluaskan produksi di daerah-daerah yang memang tidak ada," kata Taufiek dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (23/1).

Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam Putu Nadi Astuti menjelaskan, selama ini moratorium investasi pabrik semen baru telah dilakukan untuk bentuk investasi Penanaman Modal Asing (PMA).

"Sementara untuk PMDN karena pelaksanaan verifikasi perizinannya ada di daerah jadi sepertinya masih bisa ada investasi baru. Ke depan kami mengusulkan supaya pembatasan investasi industri semen ini dituangkan dalam regulasi," ungkap Putu dalam kesempatan yang sama.

Putu menjelaskan, hal ini akan diusulkan untuk dimuat dalam rencana Revisi Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2021. 

"Pembatasannya di wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi karena di sana sudah ada industri semen. Investasi dapat dilakukan di pulau-pulau yang belum ada industri semen seperti di Papua, Maluku," terang Putu.

Putu menjelaskan, opsi lain yang juga ditempuh Kemenperin yakni dengan mendorong potensi ekspor baik untuk semen maupun produk barang olahan dari semen.

Untuk itu, Kemenperin kini tengah melakukan identifikasi terkait produk barang semen. Dari laporan yang diperoleh Kemenperin, masih terdapat kegiatan impor untuk produk barang dari semen.

"Kami juga dapat informasi bahwa beberapa produk barang dari semen ini banyak impor. Ketika (penghentian) importasi bisa dilakukan otomatis bisa tingkatkan penggunaan semen termasuk juga tingkatkan kinerja industri barang dari semen," pungkas Putu.

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Dorong Kesetaraan Gender di Industri Bahan Bangunan

Selanjutnya: Hapus Tagih Kredit Macet Tidak Signifikaan Pengaruhi Potensi Pendapatan Recovery

Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×