Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Test Test
JAKARTA. Syukurlah, industri terigu nasional mulai menggeliat. Jika tahun lalu pertumbuhannya minus 12% akibat gerusan krisis global, tahun ini sudah tumbuh positif. “Secara nasional tumbuh sekitar 6% (dibaninig tahun lalu), tergantung dari industrinya juga,” kata Fransiscus Welirang, Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) di Jakarta, Jumat (20/11).
Franky, panggilan Franciscus, menjelaskan, tidak hanya industri dalam negeri yang menikmati pertumbuhan pasar teridg tersebut, tetapi juga dinikmati oleh importir terigu dari berbagai negara. Abtara lain Turki, Srilanka, dan Australia yang sekarang dituduh melakukan dumping.
Pertumbuhan yang positif antara lain dirasakan PT Bogasari Flour Mills, pemimpin pasar terigu nasional. Bogasari mencatatkan pertumbuhan pasar yang sama dengan pertumbuhan secara nasional, yakni tumbuh 6% dibanding tahun lalu. Namun, pertumbuhan 6% itu belum berpengaruh banyak terhadap kenaikan kapasitas produksi Bogasari yang masih berada di level 60%.
Franky menyebutkan, kenaikan pertumbuhan pasarnya itu karena di dorong oleh naiknya konsumsi terigu oleh industri kecil dan menengah yang berada dikisaran 5%-10%. Saat ini, 30%pasar tepung Bogasari untuk industri kecil dan menengah, sisanya untuk industi besar. “Saat ini mitra usaha kecil dan menengah dari kami sudah mencapai 30.000 lebih,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News