Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) menyebutkan pihaknya tidak lagi memiliki pendapatan dari penjualan tiket akibat virus COVID-19.
Bambang Soetanto, Ketua Umum PUTRI menyebutkan bahkan saat ini pendapatan menurun hampir mendekati nol.
"Akibat COVID-19, pendapatan menurun mendekati nol. Kami tidak muluk-muluk, hanya mengharapkan bantuan Pemerintah agar objek wisata yang dikelola bisa tetap eksis, terawat, terjaga, sembari kami melakukan efisiensi," ujar Ketua Umum Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bambang Soetanto pada Industry Roundtable Tourism and Hospitality Industry Perspective, Senin (27/4).
Baca Juga: Hasil jajak pendapat MarkPlus: 54% masyarakat masih antusias traveling pasca Covid-19
Bambang melanjutkan insentif pemerintah kepada para pengelola objek wisata sangatlah dibutuhkan, baik dalam bentuk keringanan kredit pajak, THR, listrik air, bahkan sembako.
Tak hanya itu, mitigasi pemerintah juga menentukan keberlangsungan operasional objek wisata. Bambang menilai hal tersebut penting, sebab objek wisata juga turut mengelola pelestarian kebudayaan, kesenian, hingga keasrian alam.
"Kami sudah bersurat dengan semua DPD, untuk mensosialisasikan bagaimana menjaga keselamatan dan kesehatan, mempertahankan kebudayaan dan kreatifitas, hingga efisiensi produktifitas sampai nanti beroperasi lagi. Ini saatnya bekerjasama di saat sulit, mengajak PUTRI untuk bergerak bersama," lanjutnya.
Sementara itu, Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) turut mengungkapkan dampak COVID-19 cukup besar. Penurunan 3% saja di industri pariwisata bisa mematikan 1.000 sampai 5.000 travel agent di Indonesia.
Baca Juga: Virus corona buat kunjungan turis asing ke Bali anjlok lebih dari 90% pada April 2020
Ke depannya, ASITA berharap melalui Travel Fair yang digelar di 34 provinsi mampu meningkatkan kembali gairah turis untuk berwisata dan menghidupkan kembali travel agent.
"Travel Fair ini akan diselenggarakan pada September mendatang. Kami sudah mulai berkoordinasi dengan para Bupati di tiap daerah, serta dibantu pula dengan Pak Luhut Pandjaitan dan Moeldoko," jelas Nunung Rusmiati, Ketum ASITA.
Ia melanjutkan, kini sebanyak 98% pengusaha travel agent dilaporkan telah gulung tikar dan terpaksa merumahkan karyawannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News