kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.735   13,00   0,08%
  • IDX 8.319   76,61   0,93%
  • KOMPAS100 1.160   10,25   0,89%
  • LQ45 847   5,05   0,60%
  • ISSI 287   1,55   0,54%
  • IDX30 445   4,14   0,94%
  • IDXHIDIV20 511   0,49   0,10%
  • IDX80 130   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   0,93   0,66%

Infrastruktur Digital Beralih ke Skema Open Access, Linknet Dorong Integrasi Jaringan


Rabu, 05 November 2025 / 20:15 WIB
Infrastruktur Digital Beralih ke Skema Open Access, Linknet Dorong Integrasi Jaringan
ILUSTRASI. National Technology Summit 2025 yang digelar pada 5-6 November 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi infrastruktur digital nasional semakin menekankan kolaborasi dan integrasi antar-pelaku industri. 

Dalam pembukaan National Technology Summit 2025 di Jakarta, Linknet menegaskan pendekatan open access sebagai strategi mempercepat pemerataan konektivitas, alih-alih bersandar pada model ekspansi jaringan masing-masing operator.

Model tersebut dipandang relevan di tengah tuntutan pembangunan jaringan yang semakin kompleks, terutama untuk menjangkau wilayah non-komersial dan mendorong efisiensi investasi di sektor telekomunikasi.

Chief People & Corporate Affairs Officer Linknet, Yosafat Hutagalung, mengatakan bahwa infrastruktur kini tak lagi bisa dibangun secara eksklusif dan sektoral. 

"Infrastruktur harus menjadi enabler bersama, bukan penghalang. Interkoneksi adalah kunci,” ungkapnya dalam sesi media, Rabu (5/11/2025).

Ia menambahkan, percepatan konektivitas tidak bisa bergantung pada satu operator, melainkan pada model pemanfaatan jaringan bersama yang memungkinkan lebih banyak penyedia layanan berpartisipasi dalam pembangunan ekosistem digital.

Baca Juga: Penetrasi Internet Tembus 80,66%, Industri Fixed Broadband Optimistis Melaju

Investasi jaringan tetap menjadi tantangan besar bagi industri infrastruktur digital. Dengan penetrasi fixed broadband Indonesia yang terus meningkat, pergeseran ke pendekatan kolaboratif dipandang mampu mengurangi duplikasi investasi, memaksimalkan utilisasi jaringan, dan mempercepat distribusi layanan internet di wilayah pertumbuhan baru.

Di forum ini, Linknet menekankan bahwa model bisnis terbuka memberi kesempatan bagi ISP skala besar maupun menengah untuk mengakses jaringan dan memperluas layanan tanpa harus membangun infrastruktur dari nol.

Pendekatan ini sejalan dengan arah pengembangan sektor telekomunikasi global di mana sharing infrastructure menjadi solusi untuk mempercepat penetrasi layanan, terutama pada pasar dengan kebutuhan jaringan yang semakin beragam seperti smart city, enterprise digitalization, dan pengembangan talenta teknologi.

Baca Juga: APJII Prediksi Penggunaan Internet di Indonesia Tembus 80% Populasi

Forum yang digelar bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) ini mempertemukan regulator, pelaku industri, dan perusahaan teknologi untuk membahas strategi konektivitas berkelanjutan, efisiensi jaringan, hingga kesiapan talenta digital.

Sejumlah topik yang dibahas hari pertama meliputi teknologi hijau, integrasi sistem kota cerdas, hingga penguatan kolaborasi industri dan pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur digital secara merata.

Linknet memosisikan forum ini sebagai sarana kerja bersama antar sektor dalam membangun fondasi konektivitas yang inklusif dan tidak hanya berorientasi pada kompetisi komersial jangka pendek.

Baca Juga: Era Digital Semakin Meluas, Tata Kelola Internet Harus Jadi Perhatian

Selanjutnya: Kinerja Portofolio Investasi per Oktober 2025, Emas Masih Jadi Primadona

Menarik Dibaca: Prediksi Qarabag FK vs Chelsea Rabu (6/11): The Blues Siap Sapu Bersih Kemenangan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×