Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan internet fixed broadband di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap akses digital.
Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O. Baasir, mengatakan penetrasi pengguna internet terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
“Kalau bertumbuh secara nasionalnya sih sudah terlihat. Tahun 2024, menurut data APJII, penetrasi pengguna internet mencapai 79,5%. Tahun 2025 naik menjadi 80,66%, naik sekitar 1%,” jelas Marwan kepada Kontan, Rabu (1/10/2025).
Menurutnya, antusiasme masyarakat untuk mengakses broadband masih sangat tinggi. Internet telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk mendukung aktivitas pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi digital.
“Akses internet tetap dibutuhkan, sehingga masyarakat terus mencari broadband sebagai solusi,” ujarnya.
Baca Juga: IIX Indonesia: Kolaborasi Bitera‑APJII Dorong Trafik Internet 14 Tbps
Dari sisi industri, Marwan mencatat pertumbuhan fixed broadband pada 2024 mencapai sekitar 5,69%. Tahun ini, pertumbuhan diharapkan bisa lebih tinggi.
“Kalau tahun lalu hampir 6%, tentu tahun ini diharapkan bisa di atas itu. Kami optimis,” katanya.
Meski tumbuh, Marwan menekankan bahwa perkembangan fixed broadband sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
Harga layanan cenderung menurun dari waktu ke waktu seiring meningkatnya kapasitas kecepatan, tetapi affordability atau keterjangkauan tarif masih menjadi tantangan.
“Dulu kalau beli broadband 100 Mbps harganya bisa Rp 1 juta. Sekarang Rp 600 ribu sudah dapat 200 Mbps. Jadi secara perbandingan, tarif menurun, speed meningkat. Namun, kemampuan bayar masyarakat berbeda-beda. Di banyak daerah, mereka hanya sanggup di bawah Rp 100 ribu per bulan,” jelas Marwan.
Ia juga menambahkan bahwa pengguna broadband di Indonesia terbagi dalam beberapa segmen, mulai dari kelompok pemula dengan kecepatan 5–10 Mbps, pengguna menengah 20–50 Mbps, hingga pengguna advance di atas 50 Mbps.
Baca Juga: EdgeNext Gandeng Indointernet (EDGE), Luncurkan Layanan Edge Cloud ke Pasar Indonesia
Karena mayoritas masyarakat masih berada di level pemula, maka rata-rata kecepatan broadband nasional terlihat rendah.
Dari sisi pemerataan, fixed broadband kini sudah menjangkau hampir semua pulau besar.
“Jawa tentu sudah, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Bali, NTB, NTT, hingga Maluku dan Papua. Operator terus memperluas jaringan dari kota ke kota,” ujar Marwan.
Adapun terkait persaingan antar penyedia layanan, ATSI berharap industri tetap sehat tanpa praktik perang harga.
“Kalau menjual di bawah biaya, perusahaan bisa rugi dan kualitas layanan menurun. Karena itu, perlu pengawasan dari pemerintah agar kompetisi tetap fair,” tegasnya.
Baca Juga: Era Digital Semakin Meluas, Tata Kelola Internet Harus Jadi Perhatian
Selanjutnya: Cuan 11,24% Sebulan, Update Harga Emas Antam Hari Ini (1 Oktober 2025)
Menarik Dibaca: 7 Zodiak yang Paling Kompetitif, Capricorn Salah Satunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News