Reporter: Anastasia Lilin Y, Namira Daufina | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Semakin minimnya lahan yang tersedia di kawasan Jabodatabek melecut para pengembang properti mencari lokasi pengembangan baru. Salah satu lokasi bidikan pengembang adalah daerah di jalur pantai Utara alias pantura.
Eddy Hussy, Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) berpendapat kebutuhan hunian tinggal di pantura masih besar. "Kebutuhan akan hunian tinggal mengerek kebutuhan area komersial. Adanya hunian komersial lalu mendukung pertumbuhan pendapatan. Hal inilah yang mendorong pengembang masuk daerah itu," beber Eddy kepada KONTAN, (12/9).
Meski tak menampik prospek properti di pantura, Eddy bilang pantura masih memiliki tantangan dari sisi perlunya pembenahan infrastruktur, misal berupa jalan. Dus, dia memprediksi pertumbuhan bisnis properti dari kacamata pengembang dan pertumbuhan investasi properti dari kacamata investor di daerah itu tak akan agresif.
Prediksi REI tahun ini, secara umum pertumbuhan industri properti hanya akan tumbuh maksimal 15%-20%. Sementara proyeksi pertumbuhan harga properti kategori high end mentok 20% dan kategori low end maksimal naik 10%-15%.
Dua pengembang yang diketahui telah mengembangkan properti di pantura adalah PT Ciputra Development Tbk dan PT Dafam Property Indonesia. Tak cuma satu kota, Ciputra malah sudah mengembangkan properti di tiga kota yakni Cirebon, Tegal dan Pekalongan.
Cirebon adalah kota teranyar yang Ciputra masuki. Di Kota Udang itu, Ciputra membangun perumahan kluster, rumah toko (ruko) dan rumah kantor (rukan) di atas lahan 40 hektare (ha). Perusahaan itu menargetkan bisa mengantongi marketing sales Rp 200 miliar. "Hingga Agustus, marketing sales kami sudah Rp 150 miliar," ujar Yohanes Sukiman, Project Manager Ciputra Nusa Mitra.
Sementara Dafam Property diketahui melansir perumahan kluster bernama Gaia Residence di perbatasan Batang dan Pekalongan. Proyek ini memakan lahan 8.000 meter persegi (m²).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News