Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
"Pertamina saya kira pasti sigap dengan melakukan operasi pasar untuk daerah yang terjadi kelangkaan sampai kondisi normal kembali," ujar dia.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Pertamina amankan pasokan BBM dan LPG
Dia memperkirakan jika beban subsidi naik terus, akan menyebabkan beban keuangan negara bisa terganggu. Apalagi, ditambah saat ini 70% LPG masih impor. Jika subsidi terus, maka defisit transaksi berjalan akan semakin tinggi.
“Perlu ada kebijakan dalam mengendalikan LPG 3 kg di mana salah satunya adalah distribusi tertutup. Ini lebih jelas asalkan datanya benar tepat sasaran. Jangan sampai ada kesalahan data," ungkap dia.
Dihubungi terpisah, ekonom yang juga dosen Perbanas Piter Abdullah menilai, diperlukan pengaturan lebih terperinci dalam distribusi gas subsidi. Bisa dilakukan perubahan pola seperti subsidi gas tiga kilogram dihilangkan kemudian diberikan bantuan langsung kepada kelompok miskin.
Jika dilakukan pengetatan, distribusi lebih tertutup, khawatir hanya akan memunculkan kegaduhan lain yang tidak perlu.
Dia mengatakan, tidak tepat sasarannya LPG 3 kilogram akan menyebabkan kelangkaan, kelompok masyarakat yang seharusnya mendapat hak dan membutuhkan gas subsidi, seperti kelompok masyarakat miskin, justru dirugikan.
Piter menyarankan pemerintah mengganti pola dalam mendistribuskan gas LPG ukuran 3 kg. "Lebih mudah mengganti polanya menjadi bantuan langsung tunai kepada masyarakat miskin, sementara subsidi gas 3 kilo ditiadakan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News