Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Seolah tak mau kalah, harga bawang merah ikut naik mengikuti kenaikan harga bawang putih. Deputi II Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Kementerian Perekonomian, Diah Maulida mengatakan, kenaikan harga bawang merah terjadi karena gangguan cuaca di berbagai daerah.
Sebenarnya, produksi bawang merah dari masyarakat sudah mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Namun faktor cuaca inilah yang mempengaruhi produksi bawang merah. "Kami tidak bisa menyalahkan cuaca, tetapi kenyataannya memang cuaca dan harga bawang selalu bervariasi sama dengan cabai ada masa drop dan ada masa yang tinggi," kata Diah saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (13/3).
Diah menilai, produksi bawang merah berbeda dengan produksi bawang putih. Di dalam negeri, produksi bawang putih masih belum maksimal sehingga 95% kebutuhan bawang putih selalu dipenuhi dari impor.
Namun, untuk bawang merah, produksi domestik sebenarnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun karena faktor cuaca yang tidak bisa ditolerir, maka gangguan ini pun menyebabkan pasokan di pasar berkurang. Imbasnya, harga bawang merah pun naik, mengikuti kenaikan harga bawang putih.
"Setahu saya kalau bawang merah itu ada rekomendasi (impor) yang cepat keluar. Tetapi ini Kementerian Pertanian yang tahu persis kalau memang suplai seperti itu, tentunya mereka harus mengeluarkan rekomendasi untuk impor," tambahnya.
Sekadar catatan, harga bawang merah bulan lalu masih sekitar Rp 15.000 per kg. Namun saat ini sudah melonjak lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp 50.000 per kg. Harga bawang merah ini hampir menyamai harga bawang putih yang sudah mencapai Rp 80.000 per kg. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News