Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Lewat akuisisi perusahaan baja lokal dan juga membangun pabrik baja baru.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menjelaskan akan bermitra dengan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) Karya untuk mengakuisisi perusahaan baja nasional yang sudah mulai berhenti. Sayangnya perusahaan yang diajak bermitra belum dapat dibeberkan. "Sistemnya partner tapi saham Krakatau Steel yang jadi mayoritas," kata Silmy, Jumat (4/1).
Adapun rencananya ada dua sampai tiga perusahaan yang akan diakusisi. Bila berhasil diakusisi akan ada tambahan kapasitas produksi yang dimiliki Krakatau Steel. Jumlahnya diyakini sekitar 1 juta ton.
Aksi ekspansi ini mendorong percepatan kapasitas produksi baja nasional yang ditargetkan dapat memproduksi hingga 10 juta ton baja pada tahun 2025. Adapun saat ini kapasitas produksi Krakatau Steel mencapai 6 juta ton.
Dengan rincian pabrik milik PT Krakatau Steel Tbk mencapai 3 juta ton dan PT Krakatau Posco, perusahaan patungan antara PT Krakatau Steel Tbk dan produsen baja terbesar asal Korea Selatan, Posco yang mencapai 3 juta ton.
Selain itu, emiten berkode saham KRAS ini juga berencana membentuk perusahaan joint venture (JV) baru. Rencananya Krakatau Steel akan menggandeng perusahaan Korea Selatan Posco dan juga Nippon Steel dari Jepang. Sejatinya rencana ini sudah digaungkan sejak tahun lalu oleh Direktur Utama lama KRAS yakni Mas Wigrantoro Roes Setyadi. Namun sampai saat ini belum ada kesepakatan baru.
Silmy menjelaskan pembangunan dipastikan bukan tahun ini. Namun di tahun ini rencananya akan ada kepastian kejelasan KRAS bermitra dengan siapa dan bentuk pembiayaannya. "Di triwulan kedua 2019 ditargetkan bisa final kemitraannya seperti apa," kata Silmy.
Peningkatan kapasitas produksi ini penting mengingat kebutuhan baja nasional terus meningkat. Kemenperin mencatat, kebutuhan crude steel (baja kasar) nasional saat ini hampir mencapai 14 juta ton, namun baru bisa dipenuhi produksi crude steel dalam negeri sebanyak 8 juta-9 juta ton per tahun, sisanya dipasok dari China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News