kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,78   -4,24   -0.47%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini cara Pelni menghemat biaya operasional hingga miliaran rupiah


Kamis, 23 Juli 2020 / 15:26 WIB
Ini cara Pelni menghemat biaya operasional hingga miliaran rupiah
ILUSTRASI. Bongkar muat kontainer Pelni.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni melakukan sejumlah efisiensi di masa adaptasi kebiasaan baru, efisiensi ini dapat mencapai miliaran rupiah.

Direktur Armada Pelni Tukul M. Harsono menjelaskan, tak kurang dari 50 pelabuhan yang menutup aktivitasnya. Adapun, sejak Covid-19 merebak di Indonesia pertengahan Maret 2020, sejumlah pemerintah daerah menutup akses pelabuhan bagi aktivitas kapal penumpang.

"Penutupan pelabuhan ini tentu dapat kami maklumi sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Tetapi bagi Perusahaan, terdapat efek operasional dan finansial yang menuntut penyesuaian cepat dan mengambil langkah strategis. Salah satu yang kami jalankan adalah penyesuaian operasional dari sisi armada kapal yang mengambil porsi terbesar dari biaya perkapalan Perusahaan," tutur Tukul dalam siaran resmi yang diterima kontan.co.id, Kamis (23/7).

Baca Juga: Sembilan kapal penumpang Pelni kembali berlayar, ini rutenya

Ia menggambarkan, komponen biaya terbesar untuk pengoperasian kapal berasal dari belanja bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai lebih dari 50%. Saat ini armada kapal Pelni mendapatkan suplai BBM dari PT Pertamina (Persero).

"Dalam rangka efisiensi pemakaian BBM kami sudah melakukan lompatan dalam hal pengawasan dan pengendalian konsumsi BBM dengan pengembangan IT khususnya untuk kapal-kapal penumpang yang mengambil porsi konsumsi terbesar," katanya.

Ia membandingkan, bila 10 tahun lalu kami mengoperasikan 26 kapal dengan jarak tempuh mencapai 114.012 mil dengan pemakaian 13.535.000 liter per-voyage, artinya rata-rata pemakaian sebesar 118 liter/mil.

Saat ini pemakaiannya 8.950.000 liter per voyage dengan jarak tempuh 105.220 mil. Artinya pemakaian rata-rata 85 Liter/mil sehingga terdapat penurunan rata-rata sebesar 27%. Jadi bisa dihitung besaran efisiensi yang dapat dilakukan.

Meski membeli BBM dengan harga subsidi sesuai Perpres 191/2014, Tukul menegaskan bahwa upaya efisiensi akan terus dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang terus diperbarui dan tetap mengedepankan standar keamanan pelayaran internasional.

Baca Juga: Pelni dukung pemerintah majukan UMKM nasional dengan memaksimalkan angkutan logistik




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×