kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini daftar kepemilikan saham PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GoTo)


Selasa, 08 Juni 2021 / 18:51 WIB
Ini daftar kepemilikan saham PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GoTo)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gojek dan Tokopedia telah resmi merger menjadi GoTo. Adapun PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) menjadi perusahaan induk yang menaungi GoTo. Sebelumnya, PT AKAB menjadi nama perusahaan untuk Gojek.

Kontan.co.id memperoleh data kepemilikan saham PT AKAB per 29 Mei 2021 dari Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM. Dalam data tersebut, Aplikasi Karya Anak Bangsa memiliki total modal disetor dalam bentuk uang sebesar Rp 800.693.290.000.

Lantas, AKAB memiliki sejumlah investor dengan kepemilikan saham terbesar yang mana mayoritas adalah perusahaan asing. Siapa saja? Berikut daftarnya:

Pertama, BUMN asal Singapura yaitu Temasek Holdings yang menjadi investor AKAB melalui Anderson Investment PTE LTD dan Gamvest PTE LTD. Anderson Investment memiliki saham Seri I, Seri Q, dan Seri Z dengan nilai sebesar Rp 21,83 miliar. Sementara itu, Gamvest memiliki saham Seri A, Seri D, Seri E, Seri F, Seri I, dan Seri M senilai Rp 50,45 miliar. Sehingga, akumulasi nilai kepemilikan saham keduanya mencapai Rp 72,28 miliar (9,02% dari total modal disetor).

Baca Juga: Gojek-Tokopedia (GoTo) masih jajaki peluang IPO di lebih dari satu lokasi

Kedua, Google yang masuk ke AKAB melalui Google Asia Pacific PTE LTD dan Google International LLC. Google Asia Pacific mempunyai saham Seri I, Seri M, dan Seri P dengan total nilai Rp 59,95 miliar. Sedangkan Google International punya saham Seri Q dan Seri Z dengan nilai total Rp 1,98 miliar. Alhasil, total kepemilikan saham Google di AKAB mencapai Rp 61,93 miliar (7,73%).

Ketiga, ada PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) selaku anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang memiliki saham Seri P di AKAB senilai Rp 44,56 miliar (5,56%).

Keempat, KKR Go Investments PTE LTD yang memiliki saham Seri F dan Seri I dengan total nilai sebesar Rp 43,33 miliar (5,41%).

Kelima, PT Astra International Tbk (ASII) memiliki saham Seri I, Seri J, dan Seri M berjumlah Rp 34,80 miliar (4,34%).

Keenam, WP Investments VI B.V menjadi investor AKAB dengan saham Seri F dan Seri I senilai Rp 34,20 miliar (4,27%).

Ketujuh, Taobao China Holding LTD yang memiliki saham Seri Q, Seri U, Seri V, dan Seri X dengan total nilai mencapai Rp 33,04 miliar (4,12%).

Kedelapan, London Residential II SARL dan London Residential III SARL yang masing-masing punya saham Seri F dan Seri I dengan total nilai sebesar Rp 32,72 miliar (4,08%).

Kesembilan, Tencent Mobility Limited yang memiliki saham Seri G, Seri H, Seri I, dan Seri M senilai Rp 29,79 miliar (3,72%).

Kesepuluh, Golden Signal Limited yang memiliki saham Seri F, Seri G, Seri H, dan Seri I dengan total nilai sebesar Rp 29,61 miliar (3,69%).

Baik pihak Gojek maupun Tokopedia belum menanggapi perihal temuan data kepemilikan saham AKAB yang menjadi perusahaan induk GoTo ini.

Baca Juga: Begini pembagian kepemilikan saham Gojek dan Tokopedia di GoTo, siapa terbesar?

Sementara itu, pengamat telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Joseph Matheus Edward berpendapat, maraknya perusahaan-perusahaan asing yang menjadi investor AKAB merupakan cerminan betapa kuatnya posisi finansial mereka. Alhasil, perusahaan asing itu lebih dapat leluasa mengucurkan dananya ke AKAB selaku startup ekonomi digital.

“Mereka memiliki tim risk management yang kuat, sehingga sudah mempertimbangkan kemungkinan risiko yang ada dan menjadikannya sebagai peluang,” ujar dia, Selasa (8/6).

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif ICT Institute sekaligus pengamat teknologi Heru Sutadi menilai, banyaknya perusahaan asing yang tampil menjadi investor besar di AKAB menandakan bahwa GoTo sudah menjadi perusahaan global alias bukan lagi milik anak bangsa.

Ke depan, investor hampir dipastikan terbuka untuk kembali mengucurkan dana ke GoTo. Namun, seiring makin besarnya valuasi GoTo dan rencana perusahaan ini untuk melantai di bursa saham, maka bukan sembarang investor yang kelak akan berinvestasi di GoTo.

“Tentu bukan investor ecek-ecek, melainkan perusahaan besar, utamanya kembali dari pihak asing,” tutur Heru, Selasar (8/6).

Setali tiga uang, Ian menilai, GoTo masih memerlukan tambahan investasi sehingga peluang masuknya investor-investor baru tetap terbuka di masa mendatang. Hanya memang, jika mengacu pada azas keadilan ataupun kesetaraan, maka investor-investor lama kemungkinan masih tetap tampil sebagai pemilik saham terbesar di GoTo.

Selanjutnya: Ekspansi perusahaan teknologi: GoTo dan Bukalapak siap menggelar IPO tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×