Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
Dampak output per tahun atas adanya pembangunan jalan tol ini setara dengan 2,2% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Pulau Sumatera. Terhadap penyerapan tenaga kerja, dampak tenaga kerja per tahun dari pembangunan jalan tol ini setara dengan 2,4% tenaga kerja di Pulau Sumatera.
"Hal ini membuktikan bahwa pembangunan jalan tol ini telah membangkitkan stimulus terhadap perekonomian Indonesia," ujar dia.
Selain itu multiplier effectnya adalah memberikan dampak positif berupa penciptaan nilai tambah, pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja di sektor-sektor ekonomi seperti konstruksi yang tumbuh sebesar 54%, industri pengolahan sebesar 22%, pertambangan sebesar 8%, perdagangan sebesar 6% dan sektor-sektor lainnya.
Baca Juga: Pemerintah suntik modal Hutama Karya Rp 6,2 triliun
"Potensi manfaat lainnya dari pembangunan jalan tol ini adalah meningkatkan akses konektivitas, pengurangan waktu tempuh, dan percepatan arus barang dan jasa," kata Sylvi.
Ia menjelaskan pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera adalah proyek yang prestisius, karena melibatkan berbagai pihak dan sumber pendanaan.
Dukungan pemerintah diberikan melalui APBN yang disalurkan dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN), dukungan konstruksi, pembebasan lahan, sekuritisasi aset, dan penjaminan.
"Tidak hanya APBN saja, pembiayaan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera juga melibatkan pembiayaan kreatif dan unik dari PT SMI serta sinergi SMV lain di bawah Kementerian Keuangan. Diharapkan, pembangunan jalan tol ini dapat meningkatkan konektivitas, menumbuhkan pusat industri baru, menurunkan logistic cost dan menyerap tenaga kerja selama masa konsesi," ujar dia.
Baca Juga: Tarif Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar segera naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News