Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Sintesa Group rupanya serius menggarap bisnis pusat grosir di Indonesia dengan membawa merek pusat grosir asal Jerman, Metro Cash & Carry.
Walaupun belum ada kepastian waktunya, namun yang jelas Sintesa Group sudah mendirikan anak usaha untuk mengoperasikan bisnis kulakan pesaing dari pusat grosir Lotte Mart ini.
Anak perusahaan itu adalah PT Paserda Indonesia yang merupakan perusahaan joint venture antara Sintesa Group dengan Metro Group, pemilik Metro Cash & Carry.
"Nantinya mereka yang akan meniup peluit," ujar Yono Reksoprodjo, Vice President Corporate Development Sintesa Group kepada KONTAN, Senin (30/4).
Gerai kulakan Metro Cash & Carry ini kelak akan memakai nama Paserda. Yono bilang, perusahaannya memilih nama Paserda karena hak atas nama Metro sudah digunakan oleh salah satu department store.
Dengan pengalaman Sintesa Group, Yono yakin bisa mengoperasikan bisnis kulakan Paseda. Apalagi, salah satu anak perusahaan Sintesa Group yaitu PT Tigaraksa sudah berpengalaman menekuni bisnis distribusi.
Sayangnya, Yono belum mau mengungkapkan kapan gerai Paserda akan dibuka. "Kami memang ingin cepat berdiri. Tapi kami belum bisa memberi tahu lebih detail karena masih banyak yang mesti dipersiapkan," imbuhnya.
Mengenai kendala bisnis grosiran ini, Yono mengaku ada kendala dalam hal kebijakan maupun dalam hal bisnis. Apalagi asosiasi pengusaha grosir-pun belum ada di Indonesia. "Bukan hanya masalah perizinan. Kami ingin diterima oleh pasar tradisional sebagai partner, bukan pesaing," jelasnya.
Kendati demikian, Sintesa Group belum merevisi targetnya untuk memiliki 20 gerai Metro Cash & Carry dalam waktu tiga tahun mendatang. Yono juga mengaku sudah mengajukan izin ke pemerintah sejak pertama kali datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
