Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
PLN harus cepat melakukan perubahan-perubahan. Yakni:
1. Ini era #MO, harus menggunakan lebih banyak sensor dan IOT untuk mendeteksi motion dan delivery energy. Artinya kontrol berbasis IT diperbanyak.
2. Pisahkan sumber-sumber listrik berbasiskan region sehingga jika mati satu maka tak merembet ke daerah yang lain.
Baca Juga: Ganti rugi pelanggan PLN bisa kurangi laba bersih, bukan pangkas gaji pegawai!
3. PLN perlu memulai cara baru yaitu bekerja dengan ekosistem dengan melakukan review dimana ekosistem yang tak mempunyai back up dan harus dibangun back up yang memadai. Ibarat penerjun, harus ada payung cadangannya.
4. Karena masyarakat berubah dan mulai sangat tergantung pada listrik maka back up is a must. Harus ada kolaborasi dengan lembaga-lembaga besar untuk siapkan cadangan alternatif untuk energy. Sebab listrik terkait dengan dunia digital, sedangkan dunia digital adalah denyut nadi baru perekonomian mulai dari sistem pembayaran sampai telekomunikasi dan kesehatan.
5. Tuntaskan pengadaan berbasiskan teknologi sehingga menjadi cepat dan terhindar dari masalah korupsi atau delay dalam pengambilan keputusan.
Hadirnya Produk Lain
Tantangan PLN kedepan sangat banyak. Rhenald mengungkapkan, saat ini yang sedang dibangun besar-besaran oleh bangsa-bangsa adalah teknologi penyimpanan listrik.
Ini akan banyak menghemat devisa karena semakin hari semakin efisien, dengan makin banyak jalan dibangun maka impor BBM akan terus naik, padahal energy kendaraan dari BBM selain mahal dan poluted, juga banyak waste-nya.
Baca Juga: Ombudsman akan lakukan investigasi terkait padamnya listrik PLN
Maka pengalihan ke listrik akan sangat besar dampak ekonominya. "Hanya saja resistensi dari produsen otomotif juga harus diukur," ujar Rhenald.
Kata Rhenald, PLN juga harus siap menghadapi munculnya bahan-bahan listrik yang sangat independen bisa dihasilkan dari rumah dengan biaya mendekati nol rupiah seperti sollar cell dari permukaan atap rumah, jalan aspal dll. "Segera transformasi SDM dari manual ke digital," imbuh dia.
Terakhir, kata Rhenald, perlu ada cara-cara baru untuk konsumen baru yang berpotensi mengolaborasikan kemarahan melalui teknologi. Artinya harus merespon lebih cepat dengan cara baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News