kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini fokus pembenahan jajaran direksi Garuda Indonesia (GIAA) yang baru


Jumat, 24 Januari 2020 / 10:51 WIB
Ini fokus pembenahan jajaran direksi Garuda Indonesia (GIAA) yang baru
ILUSTRASI. Mahalnya harga tiket pesawat terbang memukul kinerja maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari/foc.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mahalnya harga tiket pesawat terbang memukul kinerja maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Harga tiket pesawat yang masih mahal akan menjadi salah satu fokus yang akan dibenahi oleh jajaran direksi Garuda Indonesia yang baru.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, dirinya telah berdiskusi dengan jajaran direksi mengenai penyesuaian tarif tiket pesawat.

Baca Juga: Menhub minta direksi baru Garuda selesaikan beban masa lalu

"Kita akan bahas dalam waktu dekat. Kita akan me-review dari waktu ke waktu bagaimana tarif ini bisa lebih mendekati kenyataan atau harapan dari para pelanggan kita," katanya dalam jumpa pers di Kantor Pusat Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (23/1).

Meski belum bisa memastikan kapan harga tiket pesawat Garuda bisa kembali normal, Irfan bilang pihaknya saat ini masih mencari formula agar hal ini bisa direalisasikan. 

Salah satu strategi Garuda yakni dengan mencari sumber pendapatan baru dari sisi non-aeronautical seperti bisnis kargo, iklan, dan lainnya.

"Kalau untuk avtur bukan 100% domain kita. Tapi kita akan lakukan negosiasi. Untuk maintenance kita lakukan penghematan tanpa mengurangi safety dan aturan SOP yang ada. Kita juga lihat possibility revenue lainnya," ungkapnya.

Baca Juga: Jokowi resmikan runway 3 Bandara Soekarno Hatta

Mengenai trayek, menurut Irfan belum ada dalam waktu dekat. "Tapi saya ingin sampaikan untuk rute yang selama ini dilayani oleh Garuda belum akan mengalami perubahan apapun," ujarnya

Perlu diketahui bahwa jumlah penumpang pesawat Garuda Group anjlok sebesar 2,1 juta penumpang secara year-on-year (yoy) sepanjang kuartal III tahun 2019.

Jumlah penumpang pada kuartal III 2019 tercatat hanya sekitar 8,2 juta, turun dari periode yang sama tahun lalu yaitu 10,3 juta penumpang alias turun 20,6%.

Baca Juga: Kerjasama terhenti, Merpati Airlines tunggu kelanjutan dari direksi baru Garuda

Penurunan ini terjadi hampir di semua sektor penerbangan Garuda. Pertama, penumpang pesawat Garuda Indonesia rute domestik, turun 1 juta penumpang, dari 5 juta pada kuartal III 2018 menjadi 4 juta pada kuartal III 2019.

Sedangkan Untuk Garuda Indonesia rute internasional, jumlah penumpang turun 100 ribu orang dari 1,1 juta menjadi 1 juta penumpang. Adapun jumlah penumpang anak usaha Garuda yakni Citilink turun dari 4,2 juta menjadi 3,1 juta penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×