Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pabrikan otomotif asal China semakin menunjukkan eksistensinya di pasar otomotif Tanah Air.
Menanggapi hal ini, manajemen Astra International (ASII) tak mengelak jika saat ini memang banyak produsen China yang membanjiri pasar otomotif di Indonesia.
Direktur PT Astra International Tbk (ASII), Henry Tanoto melihat bahwa ramainya produk mobil asal China menandakan pasar otomotif di Indonesia sangat atraktif. Dirinya meyakini pasar otomotif dalam negeri akan tumbuh positif ke depannya.
"Ini suatu sinyal yang baik," kata Henry saat paparan publik melalui daring, Kamis (8/8).
Baca Juga: Penjualan Chery di Seluruh Dunia Tumbuh 45,4% selama Semeter I
Henry membeberkan strategi untuk bersaing di pasar otomotif ialah dengan memberikan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Menurutnya, ASII sendiri telah mengeluarkan sejumlah produk yang sesuai kebutuhan masyarakat, antara lain, jenis mobil BBM, hybrid dan mobil listrik.
Selain itu, ASII sendiri juga membidik beragam pasar otomotif, mulai dari segmen mobil murah, mobil mewah, mobil penumpang jingga mobil komersial. Henry mengklaim, pangsa pasar Astra berhasil mencapai 57% hingga Juni 2024 lalu.
"Kalau kita bandingkan di 5 tahun lalu pada 2019 itu berada di sekitar 52%. Jadi cukup baik, kita ucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah percaya kepada Astra," ujarnya.
Tak hanya bicara soal produk, Henry menerangkan bahwa ASII juga memberikan sejumlah layanan yang mampu menyesuaikan kebutuhan masyarakat di Indonesia.
"Jadi kita memiliki jaringan sangat banyak, baik penjualan dan after sales, ada juga ekosistem, baik leasing, insurance, trade in new cars, ini sangat mendukung layanan yang lebih baik ke pelanggan," terangnya.
Sebagai informasi, dalam laporan keuangan, ASII mencatatkan laba bersih sebesar Rp 15,85 triliun di semester I 2024, turun 9,12% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 17,44 triliun.
Penurunan laba bersih ini seiring pendapatan yang turun 1,49% menjadi Rp 159,96 triliun di semester I 2024.
Secara rinci, pendapatan ASII mayoritas disumbang oleh segmen otomotif sebesar Rp 65 triliun. Lalu, segmen alat berat dan pertambangan Rp 64,51 triliun, segmen jasa keuangan Rp 15,91 triliun, serta segmen agribisnis Rp 10,31 triliun.
Baca Juga: Harga Mobil Listrik BYD M6 Murah, Biaya Energi Lebih Irit Dibanding Biaya BBM Avanza
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News