kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.196   54,93   0,77%
  • KOMPAS100 1.105   9,88   0,90%
  • LQ45 877   10,49   1,21%
  • ISSI 221   0,86   0,39%
  • IDX30 448   5,71   1,29%
  • IDXHIDIV20 539   5,02   0,94%
  • IDX80 127   1,32   1,05%
  • IDXV30 134   0,42   0,31%
  • IDXQ30 149   1,50   1,02%

Ini Kata Industri Jasa Logistik Soal Wacana Kenaikan Harga BBM


Senin, 15 Agustus 2022 / 20:35 WIB
Ini Kata Industri Jasa Logistik Soal Wacana Kenaikan Harga BBM
ILUSTRASI. Bisnis jasa logistik


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) berharap pemerintah dapat meninjau kembali rencana kenaikan harga BBM pertalite dan solar. Menurutnya, saat ini bukanlah timing yang tepat mengingat Indonesia baru kembali bangkit setelah dua tahun terakhir terdampak pandemi Covid-19.

"Kami berharap pemerintah bisa meninjau kembali karena di tengah kondisi ini, tidak pasti, kami tentu harus menekan tingkat punya pengeluaran. Kami berharap pemerintah bisa lihat kepentingan dunia usaha. Sehingga dunia usaha tidak terus menerima beban dan ujung-ujungnya harus dipikul juga oleh masyarakat," ungkap Ketua Umum Asperindo M. Feriadi, kepada Kontan.co.id, Senin (15/8).

Feriadi menuturkan, sebenarnya ada antisipasi yang bisa dilakukan para industri logistik, khususnya yang bergelut di jaluar darat terkait wacana kenaikan harga BBM tersebut. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan mulai bermigrasi menggunakan kendaraan listrik sehingga bisa menekan biaya bahan bakar.

"Salah satunya penggunaan kendaraan listrik, kalau dalam kota sepeda motor sekarang sudah mulai banyak. Tapi untuk luar kota seperti truk belum terlalu populer, walaupun suatu hari pasti ada," tuturnya.

Baca Juga: Aprindo: Konsumsi Ritel Bakal Berkurang Jika Harga Pertalite Naik

Namun demikian, peralihan industri jasa logistik dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik ini mesti didukung olah infrastruktur dan juga suku cadang kendaraan yang sudah memadai. Sehingga ke depan, penggunaan kendaraan listrik bisa semakin masif dilakukan oleh para pelaku di sektor ini.

Tak hanya itu, Asperindo juga meminta kepada para anggotanya untuk dapat melakukan efisiensi beban pengeluaran. Mengingat penambahan biaya ini akan besar dampaknya terhadap operasional perusahaan, termasuk apabila kenaikan harga BBM ini benar terjadi. Asal tahu saja, beban BBM mencapai sekitar 30% dari total beban pengeluaran industri logistik yang menggunakan angkutan darat.

Apabila kenaikan harga BBM ini dilakukan, lanjut Feriadi, penyesuaian biaya ongkos logistik pun tidak bisa terhindarkan. Sebab, pelaku industri jasa logistik juga tidak bisa menanggung semua beban tersebut, sehingga para konsumen yang harus terkena imbasnya.

"Kalau ada salah satu komponen yang cukup dominan, itu merubah struktur biaya yang ada pasti ujung-ujungnya kami harus sesuaikan punya tarif, kan tidak bisa jadi beban kami. Siapa yg akan terbebani? Pasti ke konsumen. Kasihan konsumen harus menanggung beban, karena kami tidak mungkin tanggung beban itu," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×