Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Seperti diketahui, WK Muriah dioperatori PCML dengan 80% hak partisipasi atau Participating Interest (PI) dan 20% sisanya oleh Saka Energi Muriah Ltd (SEML) yang merupakan anak perusahaan PT Saka Energi Indonesia, anak usaha dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN).
Petronas selaku operator di wilayah tersebut sudah tidak melanjutkan produksi Lapangan Kepodang lantaran terkendala keekonomian, serta cadangan yang kian menipis. Namun, Saka Energi masih berkeinginan untuk menyalurkan gas dari lapangan tersebut.
Baca Juga: SKK Migas lakukan survei cadangan migas dengan pesawat khusus
Penurunan produksi dari Lapangan Kepodang sudah disampaikan Petronas sejak beberapa tahun lalu. Pada tahun 2016, gas yang disalurkan sebesar 90,37 million standard cubic feet per day (mmscfd). Lalu menukik menjadi 75,64 mmscfd pada tahun berikutnya. Gas dari Lapangan Kepodang itu diserap oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLGU) Tambak Lorok.
Julius menyebutkan, ketika penyaluran kembali gas dari Lapangan Kepodang tersebut jadi terlaksana pada Februari nanti, volumenya pun tidak begitu besar. "Sebentar lagi mengalir, diperkirakan 20-23 mmsfcd," sebutnya.
Namun untuk detail kesepakatan antara Saka Energi dan Petronas, serta pembahasan kontrak dengan PLN, Julius masih enggan membeberkan poin-poin yang akan disepakati para pihak tersebut. "Kita lihat minggu depan. Tim masih berusaha keras review legal dan administrasi semua aspeknya," tandas Julius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News