kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan rawa


Rabu, 21 November 2018 / 21:09 WIB
Ini kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan rawa
ILUSTRASI. Lahan Rawa Dibuat Menjadi Lahan Sawah


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada kendala dalam pemanfaatan lahan rawa yang dapat menyebabkan produktivitas pertanian padi berkurang. Hal ini akibat lahan rawa memiliki kadar keasaman yang tinggi.

Menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan Gatot Irianto hal ini akibat masalah keasaman yang terjadi di lahan rawa.

“Penyakit yang paling bahaya pada tanaman adalah keasaman. Tapi sekarang sudah ada teknologinya seperti saluran sekunder,” kata Gatot di Kementerian Pertanian, Rabu (21/11).

Menurutnya masalah keasaman ini terjadi akibat kadar air yang terus tinggi, padahal untuk kualitas tanahnya dinilai cukup subur untuk melakukan penanaman. Oleh sebab itu, long storage dibutuhkan juga sekaligus membersihkan parit di sekitarnya.

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori menyatakan bahwa memang ada potensi gagal panen di mana lahan rawa memiliki kadar keasaman yang tinggi. Kebanyakan tanaman tidak tahan terhadap kadar keasaman yang rendah.

“Ini karena lahan yang terus tergenang itu kan pasti derajat keasamannya tinggi. Dan ada banyak tanaman yang bisa tumbuh dan hidup di derajat keasaman yang tinggi itu. Kalaupun bisa hidup mungkin produktivitasnya juga enggak tinggi,” jelasnya.

Menurut Khudori jika produktivitas lahan rawa menjadi tidak maksimal akibat banyaknya keterbatasan. Misalkan saja di lahan potensial lain mampu panen sepanjang tahun, namun berbeda dengan lahan rawa yang hanya bisa ditanami saat kemarau atau saat air surut.

Ia menjelaskan bahwa saat ini teknologi hasil temuan pemerintah berhasil memunculkan bibit padi yang tahan dengan masalah – masalah hama dan kondisi tanah.

“Tapi pemerintah kan punya beberapa temuan varietas yang seperti misalnya di padi memang cocok untuk daerah-daerah yang keasamannya tinggi dan dengan kemudian juga ada tekanan dan faktor lain,” kata Khudori.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×