Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Iswandi Said menyambut positif keinginan Menteri BUMN Erick Tohir menyatukan hotel-hotel milik BUMN dalam satu wadah.
Iswandi mengatakan, HIN ikut dilibatkan dalam rencana tersebut mengingat perusahaan ini merupakan satu-satunya BUMN yang punya core business perhotelan. Iswandi mengaku siap mengikuti arahan Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca Juga: Dapat pinjaman, Boeing mulai ekspansi di tahun ini
"Saya sampaikan bahwa untuk penetapan siapa yang jadi lead itu tentu kewenangannya ada di kementerian, saat ini tahapan konsolidasi masih pada fase kajian di bawah kementerian BUMN dan kami siap mengikuti arahan Pak Erick," kata Iswandi di Kementerian BUMN pada Kamis (30/1).
Iswandi menilai pembentukan holding hotel merupakan langkah yang tepat. Pasalnya, hanya HIN menjadi satu-satunya BUMN yang memiliki inti bisnis di sektor perhotelan.
Sementara puluhan hotel lain justru dimiliki BUMN yang tidak sejalan dengan inti bisnis BUMN tersebut. Ada total 106 Hotel BUMN yang akan dikonsolidasikan dan bermacam-macam konsolidasinya dan itu harus kita lihat.Kebetulan ada 7 induk BUMN yang besar.
Dengan 106 hotel dari berbagai perusahaan pelat merah, BUMN menjadi sebagai pemain terbesar di bisnis perhotelan Indonesia. Skema lain yang menjadi pilihannya adalah hotel-hotel itu digabung dengan beberapa BUMN agar perusahaan, terutama yang sudah tercatat di lantai saham atau go public, agar lebih transparan.
Baca Juga: Blackstone naikkan tawar untuk akuisisi jaringan hotel Jepang, Unizo Holding
7 BUMN tersebut ditunjuk sebagai motor untuk mencarikan konsep peralihan. Iswandi menyebut, 7 BUMN ini adalah HIN, Patra Jasa, Pertamina, Pegadaian, Garuda Indonesia, Angkasa Pura I, dan PTPP. Kementerian BUMN menargetkan skema ini bisa diputuskan Juni 2020. Dari 7 BUMN tersebut ditunjuk untuk jadi PMO (Project Management Office) mencarikan konsep-konsep peralihan atau konsolidasi ini yang terbaik akan seperti apa.
Menurutnya, Kementerian BUMN masih mencari skema dan strategi yang tepat untuk melakukan konsolidasi, serta mencari cara terbaik untuk melaksanakan penggabungan hotel-hotel tersebut dalam satu atap. Karena diperlukan adanya kajian dari sisi bisnis maupun hukum karena masing-masing perusahaan tersebut memiliki kondisi yang berbeda.
"Perlu dilihat karena masing-masing hotel itu punya strategi, punya juga eksisting kondisinya beda-beda, ada yang dia kelola sendiri, lalu dia buat perusahaan sendiri untuk sebagai operatornya. Ada juga dia punya tapi di berikan kepada operator asing. Ada juga yang bener-bener dikelola sendiri di perusahaan itu. Yang seperti ini ada step-step-nya, sudah kita kaji, di spin off dulu," paparnya.
Baca Juga: Bayar Klaim, Bumiputera Jual Tanah di Jaksel dan Bikin KSO Aset Properti Lainnya
Dalam kaitan ini semua, Iswandi menyerahkan sepenuhnya BUMN yang akan menjadi pemimpin dalam holding hotel kepada kementerian BUMN sebagai pemegang saham yang memiliki kewenangan penuh.
Iswandi menilai pemimpin dari holding hotel BUMN yang paling tepat adalah HIN lantaran satu-satunya BUMN yang memiliki inti bisnis di bidang perhotelan dan hospitality. Dalam melakukan kajian, Kementerian BUMN melibatkan Mandiri Sekuritas. Masa kajian dilakukan selama 6 bulan dan ditargetkan rampung pada Juni 2020 ini.
"Dia kita minta sebagai yang mengkomparasi step-stepnya, ini kan 6 bulan. Jadi harus selesai betul. Sampai Juni tahun ini selesai kajiannya. Tinggal diputuskan oleh Kementerian untuk kita bagaimana," paparnya.
Hasil konsolidasi ke depan akan seperti apa Iswandi mengaku belum bisa memastikan. Termasuk kemungkinan akan terbentuk holding perhotelan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News