kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini penyebab kerugian bersih Bintraco Dharma (CARS) tahun lalu


Senin, 08 Juni 2020 / 22:10 WIB
Ini penyebab kerugian bersih Bintraco Dharma (CARS) tahun lalu
ILUSTRASI. Pendapatan Bintraco Dharma (CARS) menyusut 4,09% secara tahunan menjadi Rp 7,45 triliun di tahun lalu.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 menjadi tahun yang agak menantang bagi PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS). Sepanjang tahun 2019 lalu, pendapatan CARS menyusut 4,09% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 7,45 triliun. Sebelumnya, pendapatan CARS mencapai Rp 7,77 triliun di tahun 2018.

Sementara itu, posisi bottom line CARS juga berbalik. Pada tahun 2019, CARS membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias rugi bersih Rp 83,52 miliar. Padahal, CARS mampu mengempit laba bersih Rp 237,61 miliar di tahun 2018.

Penurunan pada sisi laba bersih terjadi seiring dengan kenaikan beban pokok pendapatan 2,13% menjadi Rp 6,73 triliun pada tahun 2019. Selain itu, beban keuangan bersih CARS pun melonjak 16,25% menjadi Rp 112,51 miliar di tahun lalu.

Baca Juga: Begini dampak pandemi corona terhadap kinerja Bintraco Dharma (CARS)

Investor Relations Bintraco Dharma Yosef mengatakan, penurunan pada sisi pendapatan dipicu oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat menjadi 5,02% di tahun 2019 dari semula 5,17% pada tahun 2018.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang demikian, menurut Yosef berdampak pada permintaan otomotif. Hal ini dibuktikan dengan turunnya penjualan mobil nasional sebesar 11% menjadi 1,03 juta kendaraan pada tahun 2019 lalu. Hal ini pada turut memengaruhi sektor pembiayaan sehingga pendapatan CARS dari segmen pembiayaan menjadi ikut terdampak.

Meski begitu, Yosef menegaskan bahwa CARS telah berupaya mengimbangi permintaan pembelian unit mobil yang lesu dengan menggenjot pendapatan pada sisi after sales. Terbukti, mengintip laporan keuangan tahun 2019, penjualan suku cadang CARS tumbuh 1,55% yoy menjadi Rp 5,10 triliun.

Baca Juga: Ini Jurus Bitraco Dharma (CARS) dan Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) Menghadapi Corona

Pendapatan sewa operasi juga tercatat melesat 69,53% yoy menjadi Rp 130,76 miliar di tahun 2019. Sedangkan penjualan mobil turun tipis 1,55% yoy menjadi Rp 5,10 triliun di periode yang sama.

Alhasil, pendapatan segmen otomotif hanya turun tipis 0,11% yoy menjadi Rp 6,50 triliun di tahun 2019. Sebelumnya, pendapatan segmen otomotif CARS tercatat sebesar Rp 6,51 triliun di tahun 2018.

Sementara itu, pendapatan dari segmen pembiayaan konsumen tercatat turun 24,60% dari Rp 1,26 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 952,98 miliar di tahun 2019. “Meski demikian, perlu dicatat secara pangsa pasar di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Nasmoco Toyota berhasil mencatatkan pertumbuhan tipis dari 29,5% menjadi 30,1% di tahun 2019,” kata Yosef kepada Kontan.co.id pada Senin (8/6).

Yosef mengatakan bahwa rugi bersih CARS tahun lalu dipicu oleh beberapa faktor, salah satu di antaranya disebabkan oleh penurunan margin laba yang berasal dari berkurangnya penjualan genuine part. Distribusi genuine part yang semula dipegang oleh CARS telah dialihkan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku pihak prinsipal ke tangan Toyota After Sales Trading Indonesia (TASTI).

Baca Juga: Simak strategi Bintraco Dharma (CARS) untuk jaga kinerja di tengah pandemi corona

Ke depannya, Yosef memperkirakan bahwa  kondisi pasar masih akan cukup menantang di tahun 2020. Tantangan terbesar berasal dari pandemi corona (covid-19) yang diketahui turut berdampak pada permintaan otomotif di pasaran. “Jika mengacu kepada data Gaikindo yang merevisi target penjualan tahun 2020 menjadi 600.000 unit maka ada potensi penurunan market hingga 42% dari pencapaian 2019,” ujar Yosef.

Efek gulir pandemi corona terhadap permintaan otomotif juga sudah mulai dirasakan oleh CARS. Asal tahu saja, volume penjualan mobil CARS tercatat menurun 32% yoy menjadi 5.428 unit di empat bulan pertama tahun ini.

Sejauh ini, CARS masih menghitung seberapa besar potensi dampak penurunan pasar apabila pandemi corona terus berlanjut. Oleh karenanya, Yosef mengaku belum bisa membeberkan proyeksi kinerja maupun target yang ingin dikejar tahun ini, sebab angkanya masih dihitung ulang.

Baca Juga: Ada Covid-19, Bintraco Dharma (CARS) evaluasi rencana ekspansi

Satu hal yang pasti, di tengah kondisi yang ada, CARS akan tetap berupaya mengerek kinerja dengan cara memperkuat penetrasi digital menggunakan aplikasi nasmoco-carsworld-andalanku, situs resmi, serta kanal-kanal sosial media yang dimiliki oleh CARS.

CARS juga mengaku siap menyambut era new normal dengan cara menerapkan protokol kesehatan wajib di setiap kegiatan operasional perusahaan. Salah satu implementasinya antara lain dengan memberikan pilihan alternatif untuk melakukan booking ataupun pembuatan janji pertemuan secara digital melalui aplikasi, menyediakan fasilitas pick up delivery, hingga home service bagi pelanggan. Semua upaya ini dilakukan dengan tetap menjaga efisiensi terhadap beban operasional perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×