kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ini Penyebab Redupnya Bisnis Sejumlah Restoran dan Kafe


Kamis, 09 Februari 2023 / 07:45 WIB
Ini Penyebab Redupnya Bisnis Sejumlah Restoran dan Kafe


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa waktu terakhir fenomena meredupnya bisnis waralaba restoran dan kafe terjadi di Tanah Air.

Misalnya, Warunk Upnormal yang menjadi bagian dari Cita Rasa Prima (CRP) Group. Dahulu, Warunk Upnormal sempat jadi hits di kota-kota besar karena banyak orang yang berkunjung untuk membeli makanan-minuman ataupun nongkrong. Namun, belakangan ini gerai Warunk Upnormal tampak sepi ditinggal para pelanggannya. Bahkan, beberapa gerai Warunk Upnormal terpaksa tutup.

Warunk Upnormal pun ternyata masuk ke dalam salah satu portofolio bisnis retail & lifestyle CT Corp yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tandjung. Informasi tersebut tercantum dalam website resmi CT Corp.

Baca Juga: Waralaba Kuliner Masih Jadi Favorit, Kreativitas Jadi Kunci Bertahan

Sedangkan menurut situs resmi CRP Group, Warunk Upnormal disebut menyediakan beragam minuman kopi, berbagai varian indomie, dan spot instagramable.

Sebelumnya, restoran Fish & Co juga menutup puluhan gerai yang ada di Jakarta, Bali, Bekasi, dan Yogyakarta per 31 Desember 2022 lalu. Penutupan gerai ini sejalan dengan berhentinya GF Culinary sebagai pemegang lisensi Fish & Co di Indonesia. Fish & Co sendiri telah beroperasi di Indonesia selama 19 tahun.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Eddy Sutanto tidak menyebut secara detail penyebab redupnya bisnis Warunk Upnormal maupun Fish & Co. Namun, secara umum ia mengakui bahwa masih ada beberapa restoran dan kafe yang belum bisa pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Bisnis waralaba restoran dan kafe masih cukup menantang pada 2023 lantaran adanya ketidakpastian ekonomi global dan perubahan perilaku konsumen pasca pandemi. “Bisnis resto  cukup berat terlebih kalau konsep dan kualitas produknya tidak pas,” imbuh dia, kemarin (7/2).

Baca Juga: Berhasil Bertahan Saat Pandemi, Lima Warna Terus Menawarkan Konsep Waralaba Terbaru

Maka dari itu, Apkrindo mengingatkan kepada setiap pebisnis restoran dan kafe untuk memikirkan konsep bisnis secara matang agar dapat bersaing dan berkembang pada masa depan. Pebisnis restoran dan kafe juga harus memikirkan secara cermat segmen pasar mana yang akan dituju.

Pasalnya, segmen pasar akan menjadi penentu harga jual produk suatu restoran atau kafe. “Keberadaan pasar juga akan menentukan lokasi pembangunan restoran dan kafe,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×