Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
“Di Indonesia, bisa sampai 350 kg dalam setahun itu sudah sangat luar biasa,” ujar Saufan pada Kamis (17/10).
Selanjutnya, Sapi Nelore F1 juga memiliki tingkat keberhasilan kehamilan atau pregnancy rate sebesar 67%. Sementara itu, sapi potong jenis lain seperti Brahman Cross hanya memiliki pregnancy rate sebesar 50% saja.
Tidak hanya itu, Sapi Nelore juga diketahui memiliki tingkat penyembuhan atau recovery rate yang lebih baik dibanding sapi potong jenis lain. Oleh karenanya, sapi berjenis Nelore F1 tidak memerlukan biaya pengobatan yang besar ketika sakit bila dibanding sapi potong jenis lain.
Baca Juga: Santori ekspor 600 kg daging wagyu Ke Myanmar
Sementara itu, biaya perawatan yang dibutuhkan untuk mengembangbiakkan Nelore F1 cenderung tidak berbeda dengan biaya pengembangbiakan sapi potong jenis lainnya lantaran memiliki kebutuhan pakan dan perawatan yang sama.
Pun dalam hal biaya perawatan indukan ketika mengandung hingga melahirkan (calf-cost). Pasalnya,Nelore F1 membutuhkan calf-cost yang lebih rendah bila dibanding sapi potong jenis lain seperti Brahman Cross, yakni hanya sebesar Rp 8,1 juta.
Sementara itu, sapi potong lain seperti Brahman Cross bisa membutuhkan calf-cost hingga sebesar Rp 8,5 juta. Dengan sejumlah alasan di atas, Nelore F1 diyakini mampu memberikan keuntungan yang lebih besar bagi peternak.
Baca Juga: September, impor daging babi China kembali melonjak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News