kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini rencana Santosa Agrindo untuk meningkatkan kualitas sapi


Kamis, 17 Oktober 2019 / 20:29 WIB
Ini rencana Santosa Agrindo untuk meningkatkan kualitas sapi
PT Santosa Agrindo (Santori) berencana akan mengimpor 10.000 pcs semen Sapi F1 Nelore pada Desember 2019


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Santosa Agrindo (Santori) berencana akan mengimpor 10.000 pcs sperma (semen) Sapi F1 Nelore pada Desember 2019 mendatang. Semen yang diimpor nantinya akan digunakan dalam inseminasi buatan (IB) sapi-sapi indukan yang dimiliki perseroan.

Untuk diketahui, Sapi Nelore merupakan jenis sapi potong yang memiliki pertumbuhan bobot lebih besar dari sapi-sepi jenis lain pada umumnya. Sapi Nelore F1 berasal dari Sapi Ongole atau Bos Indicus yang dibawa ke Brasil dari India.

Sebelumnya, Santori telah mengimpor sebanyak 5000 pcs semen Sapi Nelore yang telah dikawinsilangkan dengan sapi ex-impor jenis Brahman Cross di tahun 2017 dengan nilai investasi di atas Rp 10 miliar.. Namun demikian, Santori memutuskan untuk kembali mengimpor semen sapi jenis ini setelah mengevaluasi hasil dari IB dari semen tersebut.

Baca Juga: Japfa Comfeed Indonesia (JPFA): Denda KPPU tidak berdampak material

Menurut Head of Cattle Fattening PT Santosa Agrindo, Saufan Kasno, Sapi Nelore F1 memiliki keunggulan dalam beberapa hal. Dari segi pertumbuhan bobot tubuh harian atau average dailiy gain (ADG) misalnya.

Berdasarkan pengamatan Santori, Sapi potong jenis Nelore F1 yang dikembangbiakkan oleh perseroan memiliki ADG yang lebih besar dibanding sapi potong jenis lain.

Pasalnya, Sapi jenis Nelore F1 yang dikembangbiakkan oleh Santori mampu memiliki ADG 0,8 - 1,2 kg per harinya. Dengan pertumbuhan yang demikian, sapi potong berjenis Nelore F1 mampu mencapai berat sebesar 345 kg setelah dikembangbiakkan selama 365 hari.

Sementara itu, sapi potong super jenis lain seperti Brahman Cross hanya memiliki ADG hingga 0,88 kg/hari dan mencapai bobot rata-rata sebesar 326 kg setelah dikembangbiakkan selama setahun. Sapi potong jenis biasa bahkan umumnya hanya memiliki ADG sebesar 0,6 kg/ hari.

Baca Juga: Japfa kalah lawan KPPU di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

“Di Indonesia, bisa sampai 350 kg dalam setahun itu sudah sangat luar biasa,” ujar Saufan pada Kamis (17/10).

Selanjutnya, Sapi Nelore F1 juga memiliki tingkat keberhasilan kehamilan atau pregnancy rate sebesar 67%. Sementara itu, sapi potong jenis lain seperti Brahman Cross hanya memiliki pregnancy rate sebesar 50% saja.

Tidak hanya itu, Sapi Nelore juga diketahui memiliki tingkat penyembuhan atau recovery rate yang lebih baik dibanding sapi potong jenis lain. Oleh karenanya, sapi berjenis Nelore F1 tidak memerlukan biaya pengobatan yang besar ketika sakit bila dibanding sapi potong jenis lain. 

Baca Juga: Santori ekspor 600 kg daging wagyu Ke Myanmar

Sementara itu, biaya perawatan yang dibutuhkan untuk mengembangbiakkan Nelore F1 cenderung tidak berbeda dengan biaya pengembangbiakan sapi potong jenis lainnya lantaran memiliki kebutuhan pakan dan perawatan yang sama.

Pun dalam hal biaya perawatan indukan ketika mengandung hingga melahirkan (calf-cost). Pasalnya,Nelore F1 membutuhkan calf-cost yang lebih rendah bila dibanding sapi potong jenis lain seperti Brahman Cross, yakni hanya sebesar Rp 8,1 juta. 

Sementara itu, sapi potong lain seperti Brahman Cross bisa membutuhkan calf-cost hingga sebesar Rp 8,5 juta. Dengan sejumlah alasan di atas, Nelore F1 diyakini mampu memberikan keuntungan yang lebih besar bagi peternak.

Baca Juga: September, impor daging babi China kembali melonjak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×