Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) masih fokus menyasar pasar segmen menengah. Hal tersebut berkaca dari kontribusi segmen tersebut yang mencapai 68% dari total marketing sales perusahaan.
Sekretris Perusahaan Intiland Development Theresia Rustandi menyebutkan pasar rumah dengan harga di atas Rp 2 miliar masih memiliki tempat tersendiri di masyarakat.
Menurutnya, hunian jenis ini memiliki nilai yang tinggi, dilihat dari aspek lokasi, kemudahan akses, hingga fasilitas publik di daerah sekitar sehingga apresiasi land value juga naik. Bahkan, tren pertumbuhan rumah kelas atas disebut mulai terlihat pada Kuartal III-2020.
Hanya saja, segmen tersebut dinilai masih akan dipengaruhi secondary market dari investor. Sementara kemampuan pembeli akhir/end user rumah tapak rata-rata berada di level menengah.
Baca Juga: Pasar Masih Mau Menyerap, Pengembang Memacu Rumah Tapak di Bawah Rp 2 Miliar
Hal itu, terlihat dari pencapaian marketing sales perusahaan sepanjang 2020 yang mana penjualan dari segmen rumah tapak memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan Intiland.
Segmen ini berkontribusi sebesar 68% atau Rp 638 miliar dari total marketing sales dengan kontributor utama penjualan berasal dari proyek perumahan seperti Graha Natura, Serenia Hills, Talaga Bestari, dan Magnolia Residence.
"Oleh sebab itu, saat ini kami terus mengembangkan produk- produk baru yang menyasar segmen menengah," ujarnya kepada kontan.co.id, Kamis (28/1).
Dari sana, emiten berkode saham DILD di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini memilih untuk berhati-hati dalam meluncurkan proyek baru. "Tahun ini kami lebih konservatif dalam pengembangan proyek baru," sebutnya.
Baca Juga: Pasar rumah tapak seharga di bawah Rp 2 miliar masih seksi
Dengan begitu, perusahaan masih akan melanjutkan pengembangan sejumlah proyek kawasan perumahan di atas Rp 1 miliar antara lain Pinang Residence, Serenia Hills, Graha Natura, serta perumahan dengan harga mulai dari Rp 500 jutaan di Tangerang seperti Magnolia Residence dan Talaga Bestari.
Pemilihan properti rumah tapak sebagai andalan perusahaan juga lantaran penjualan properti ini lebih baik dibandingkan penjualan apartemen, khususnya sepanjang tahun lalu. Lalu, pasar primer untuk segmen rumah tapak juga stabil sepanjang 2020.
"Kami melihat penjualan rumah tapak lebih cepat bergerak dibanding properti lain karena gencarnya kombinasi antara inovasi produk dan strategi pricing, diikuti kerjasama program pembiayaan konsumen dengan bank pemberi KPR yang menawarkan banyak kemudahan cara bayar. Selain itu, preferensi masyarakat untuk memiliki rumah yang berdiri di lahan sendiri memang masih tetap tinggi," jelasnya.
Kendati begitu, DILD juga masih akan terus melanjutkan pengembangan proyek apartemennya. Tahun ini, perusahaan tetap fokus melanjutkan pengembangan proyek eksisting seperti Fifty Seven promenade di Thamrin, SQ Res di TB Simatupang, Regatta di Pantai Mutiara. Untuk itu, sepanjang 2021 DILD menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun.
Selanjutnya: Hadapi tekanan penyewaan ruang kantor, begini strategi Intiland (DILD) ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News