Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Pemilihan properti rumah tapak sebagai andalan perusahaan juga lantaran penjualan properti ini lebih baik dibandingkan penjualan apartemen, khususnya sepanjang tahun lalu. Lalu, pasar primer untuk segmen rumah tapak juga stabil sepanjang 2020.
"Kami melihat penjualan rumah tapak lebih cepat bergerak dibanding properti lain karena gencarnya kombinasi antara inovasi produk dan strategi pricing, diikuti kerjasama program pembiayaan konsumen dengan bank pemberi KPR yang menawarkan banyak kemudahan cara bayar. Selain itu, preferensi masyarakat untuk memiliki rumah yang berdiri di lahan sendiri memang masih tetap tinggi," jelasnya.
Kendati begitu, DILD juga masih akan terus melanjutkan pengembangan proyek apartemennya. Tahun ini, perusahaan tetap fokus melanjutkan pengembangan proyek eksisting seperti Fifty Seven promenade di Thamrin, SQ Res di TB Simatupang, Regatta di Pantai Mutiara. Untuk itu, sepanjang 2021 DILD menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun.
Selanjutnya: Hadapi tekanan penyewaan ruang kantor, begini strategi Intiland (DILD) ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News