Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor industri consumer good yang paling tahan banting, nyatanya pada tahun lalu mulai tidak imun karena mengalami perlambatan pertumbuhan. Salah satunya, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) yang hanya mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan single digit atau di bawah 10%.
Peter Chayson, Direktur PT Kino Indonesia mengatakan realisasi pertumbuhan penjualan tahun lalu turun. Namun, ia belum mau menjelaskan secara detil berapa nilai realisasi tersebut hingga Rapat Pemegang Umum Saham (RUPS) digelar.
“Untuk persentasenya kami belum boleh share karena ketentuan Otoritas Jasa Keuangan masih black out periode. Silahkan datang ke RUPS kami nanti 23 Mei di Bursa Efek,” kata Peter kepada kontan.co.id, Kamis (22/3).
Meski demikian, Peter bilang, turunnya penjualan Kino tahun lalu lantaran daya beli masyarakat Indonesia yang menurun akibat beberapa faktor.
Yakni kondisi perekonomian Indonesia tahun 2017 stagnan. Selanjutnya, kebijakan tax amnesty atau pengampunan pajak membuat orang-orang tidak berani melakukan investasi.
“Kebijakan ini menurunkan tingkat investasi karena orang harus melakukan pelaporan dan pembayaran ke kas negara,” kata Peter.
Adapula faktor pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan beberapa pelaku industri. Selain itu, efek kenaikan tarif listrik yang menyebabkan pendapatan masyarakat turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News