Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk menyiapkan strategi untuk mengantisipasi perubahan siklus ponsel di Tanah Air. Salah satu strateginya dengan menjalin kerja sama dengan banyak principal dan mengambil positioning strategis.
Tren penjualan ponsel yang berubah dari waktu ke waktu menjadi salah satu hal yang mewarnai bisnis distribusi ponsel di Tanah Air. Djatmiko Wardoyo, Direktur Marketing dan Komunikasi Erajaya menyebut, setiap brand ponsel memiliki siklus tren tersendiri.
Sebagaimana diketahui, pada tahuan 1990-an, ponsel dengan brand Nokia, Siemens, dan Sony Ericsson sempat menguasai pasar penjualan ponsel di Tanah Air. Seiring berjalannya waktu, tren dari brand-brand tersebut akhirnya tergantikan oleh brand lain, seperti Blackberry.
Itu sebabnya, Erajaya sudah mengantisipasi perubahan siklus melalui positioning perusahaan. "Erajaya dulu memang memiliki positioning bahwa kami adalah distributor dan ritel multibrand," ungkap Koko, panggilan akrab Djatmiko, Jumat (2/2).
Dia menjelaskan, sebagai distributor, pihaknya menggandeng beberapa principal, seperti Samsung, Oppo, Vivo, Apple, dan lainnya. Namun sebagai ritel, Erajaya memiliki gerai yang menjual produk-produk multibrand, di antarany iBox untuk Apple dan Mi Store untuk Xiamoi.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada tahun lalu, Erajaya memiliki total 48 gerai iBox, yang merupakan gerai khusus untuk menjual produk Apple.
Sama seperti prinsip melakukan investasi, menurut Koko, untuk mengantipasi perubahan siklus-siklus tersebut, pihaknya tidak ingin menaruh semua telur dalam satu basket.
Dengan menjual multibrand, lanjut Koko, ketika ada brand yang tengah dalam tren naik, Erajaya pun terkena efeknya. "Tetapi ketika brand tertentu sedang turun, kita tetap commit untuk mengembangkan. Makanya kami memiliki portofolio brand yang cukup lengkap, sehingga itu bisa mengantisipasi produk-produk yang turun," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News