kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Strategi Kapuas Prima (ZINC) Demi Kerek Kinerja di Semester II-2022


Sabtu, 13 Agustus 2022 / 07:54 WIB
Ini Strategi Kapuas Prima (ZINC) Demi Kerek Kinerja di Semester II-2022
ILUSTRASI. Smelter timbal PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) telah menyiapkan sejumlah strategi guna memperbaiki kinerja di tahun 2022. Terlebih, laba bersih Kapuas Prima Coal turun di semester I-2022 lalu.

Salah satu strategi yang dilakukan Kapuas Prima Coal adalah dengan menggenjot produksi galena berkadar tinggi di semester kedua tahun ini.

Sebagai gambaran, pada semester I-2022, emiten  produsen logam dasar ini membukukan laba bersih Rp 28,27 miliar, turun 68% dari laba bersih pada periode yang sama tahun 2021 yang mencapai Rp 89,52 miliar.

Penurunan laba bersih tersebut terjadi karena penjualan ZINC juga turun 18% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 411,35 miliar dari Rp 499,94 miliar pada periode sebelumnya.

Menurut Direktur ZINC Evelyne Kioe, awal 2022 menjadi periode yang cukup menantang. Hal ini karena ekonomi global yang menyusut terkait perang Rusia-Ukraina yang tengah berlangsung. Walaupun harga komoditas untuk timbal (Pb) dan seng (Zn) sempat meningkat pada kuartal pertama, koreksi terhadap harga komoditas kembali terjadi pada kuartal kedua 2022.

Baca Juga: Kapuas Prima Coal (ZINC) Gencarkan Produksi Smelter Timbal Pertama di Indonesia

Sementara itu, seiring dengan meningkatnya harga komoditas di kuartal pertama, mayoritas harga bahan baku minyak, angkutan, dan lain-lain juga juga meningkat berkali lipat yang disebabkan oleh tingginya inflasi dan kelangkaan akan ketersediaan persediaan.

“Hal ini tentunya memberikan dampak negatif terhadap kinerja perseroan di kedua sisi,” kata Evelyne, Jumat (12/8)

Secara umum, komoditas timbal dan seng masih tergolong stabil. Hal ini terlihat dari harga timbal dan seng yang terkonsolidasi masing-masing di US$ 2.160 per ton dan US$ 3.600 per ton. Hal ini disebabkan karena jumlah permintaan global terhadap kedua komoditas ini tergolong tinggi. Faktor kedua juga disebabkan oleh banyaknya smelter di Eropa yang tutup sementara karena terjadinya krisis energi.

“Kami tentunya akan secara fleksibel menggunakan strategi-strategi dalam perkembangan, baik dari segi kapasitas, kadar, efisiensi guna menjaga agar kinerja perseroan tetap positif,” kata Evelyne.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×