Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bisnis perhotelan di Indonesia saat ini sedang kurang moncer. Mungkin, hal ini bisa ditiru oleh para pelaku bisnisnya guna mengembalikan peforma bisnis perhotelan.
Jesper Palmqvist, STR Global's Area Director of Asia Pacific menjelaskan, ada penurunan permintaan belakangan ini. Salah satu strategi pemulihannya adalah dengan mempertahankan tarif dalam level yang masih masuk akal.
Misal, seperti yang terjadi di Bangkok 2014 lalu. Saat itu, permintaan dan tingkat hunian atau okupansi hotel merosot tajam. "Tapi, mereka tidak menurunkan tarif kamar terlalu jauh," tambah Jesper.
Hasilnya, ketika permintaan dan okupansi kembali pada jalurnya, maka peforma secara kedeluruhan kembali pada level sebelumnya. Hal ini pun juga terjadi dengan cepat.
Setidaknya, hal ini bisa ditiru sehingga tarif sewa kamar hotel-hotel di Indonesia yang naik dua kali lipat bisa dipertahankan lebih lama. Sebab, pertumbuhan itu menunjukan bahwa pergerakan industri hotel di Indonesia sangat kuat, tapi disisi lain juga masih dalam level yang rendah.
"Jadi, masih ada ruang untuk bertumbuh menuju tingkat yang lebih tinggi, khususnya untuk di kota-kota lapis pertama," pungkas Jesper.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News