Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
Oleh karena itu GIMNI bakal mengkaji ulang target penjualan produk minyak nabatinya di tahun 2020 ini. Di tahun lalu asosiasi mencatat volume penjualan produk minyak nabati yang meliputi minyak goreng, margarin dan lainnya mencapai 7,42 juta ton.
Proyeksi pertumbuhan awalnya untuk tahun ini sekitar 3%. Namun kata Sahat, karena situasi wabah memukul ekonomi, proyeksi pertumbuhan akan konservatif, paling tidak sama dengan perolehan tahun kemarin.
GIMNI berharap ada relaksasi aturan pinjaman dari perbankan, dimana memasuki lebaran perusahaan harus membagikan Tunjangan Hari Raya (THR) yang membebani kas di tengah pasar yang kurang baik. Asosiasi mengusulkan agar industri dapat meminjam lebih besar dari pagu kredit, sehingga tidak pusing menunggu pembayaran dari pelanggan terlebih dahulu.
Baca Juga: Bantuan sembako untuk warga miskin Depok mulai mengalir
MP Tumanggor, Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia mengatakan sangat memahami kebijakan pemerintah saat ini yang mengundurkan pemberlakuan larangan minyak curah. "Karena daya beli masyarakat sedang turun," sebutnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).
Menurutnya pengunduran pemberlakuan larangan ini tak terlalu berdampak bagi bisnis produsen. Sebab pasar minyak curah relatif stabil dan tidak terlalu banyak perubahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News