Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi yang fluktuatif akibat pandemi, tentu saja banyak tantangan yang harus dihadapi pelaku industri elektronik di Tanah Air, baik produsen maupun importir. Seperti dua sisi mata uang, ada tantangan tentu ada juga peluang.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman mengatakan, ada sejumlah faktor yang menjadi tantangan besar bagi industri elekronik Indonesia di awal tahun ini. Pertama, biaya kontainer yang masih mahal dan belum normal semenjak Desember 2020 lalu.
Kedua, bahan baku yang melonjak atau naik hingga 50% ada juga yang rata-rata naik 20%. Salah satu komponen bahan baku yang mengalami kenaikan adalah LED panel.
Faktor ketiga, melemahnya rupiah yang yang dirasakan produsen elektronik dalam negeri. Pasalnya, saat ini rata-rata komponen yang diimpor masih di kisaran 60% sampai 70% hampir merata di seluruh kategori elektronik.
Baca Juga: Impor AC masih bermasalah, Gabel : Kemarin kontainer, sekarang kapal
Tentunya dengan komposisi importasi komponen yang masih dominan, sentimen negatif yang terjadi di dunia saat ini sangat mempengaruhi industri elektronik dalam negeri.
"Dengan kondisi seperti ini kalau ada perusahaan yang bisa bertahan dengan komposisi bahan baku impor yang tinggi, tentu luar biasa. Namun, logikanya harus ada penyesuaian harga," kata Daniel kepada Kontan.co.id, Kamis (18/3).
Daniel mengatakan, antisipasi yang sudah dilakukan industri adalah efisiensi atau pengurangan biaya dan menjaga produktivitas. Di sisi lain, dukungan pemerintah juga penting.
Kendati banyak aral melintang yang dihadapi pelaku industri elektronik, Gabel melihat prospek adanya pertumbuhan permintaan terhadap produk televisi seiring dengan program pemerintah yang menggalakan migrasi ke TV Digital.
"Diharapkan bisa selain memicu penjualan set top box juga mendorong penggantian analog TV diganti dengan TV Digital ini harapan di tahun ini," kata Daniel.
Melihat pasar yang fluktuatif saat ini, Gabel berharap, di semester II 2021 pasar kembali normal seperti kondisi di 2019.
Selanjutnya: Industri elektronik dihadapkan sejumlah tantangan pada awal tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News