Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyebut, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpengaruh terhadap biaya produksi dan kinerja perusahaan.
Direktur Kalbe Farma Kartika Setiabudy mengatakan, pelemahan kurs rupiah jika terjadi berkepanjangan dapat berdampak pada biaya produksi karena bahan baku yang sebagian besar masih harus diimpor.
Ia menjelaskan, Kalbe Farma terus memonitor pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS agar dapat mengelola dampak pergerakan kurs tersebut tehadap biaya bahan baku dan kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik melalui strategi pengaturan bauran produk maupun efisiensi.
"Kami tetap melanjutkan inovasi produk dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis," kata Kartika kepada Kontan.co.id, Selasa (14/11).
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Revisi Proyeksi Penjualan Bersih di 2023, Ini Alasannya
Hal ini dilakukan dengan berfokus pada pemulihan produk inti dan lebih agresif dalam kategori produk yang mendorong pertumbuhan. Misal, kategori biologi dan onkologi, preventif, dan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat, serta pengembangan penetrasi distribusi.
Selain itu, lanjut Kartika, Kalbe Farma memperhatikan pengelolaan rantai pasok dan persediaan, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional. Di samping itu, Kalbe Farma juga mempertahankan likuiditas keuangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan ekspansi
Sebagai informasi, pada kuartal III-2023, Kalbe Farma mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih konsolidasian sebesar 5.6% dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Kartika menerangkan, pertumbuhan ini dikontribusi dari pertumbuhan di lini bisnis Kalbe yaitu lini bisnis obat resep, produk nutrisi, serta distribusi dan logistik. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat atas obat-obatan resep dan produk nutrisi.
Ssedangkan divisi produk kesehatan mengalami tantangan karena dampak penjualan yang lebih tinggi tahun lalu atas produk-produk terkait gejala Covid, serta adanya perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi dan daya beli masyarakat.
Kalbe Farma menargetkan kenaikan pendapatan dan laba hingga akhir tahun ini sebesar single digit dan untuk seluruh unit Kalbe hingga akhir tahun ini masih memproyeksikan pertumbuhan pendapatan maupun laba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News