kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Inpex Akan Mengajukan Revisi Rencana Pengembangan LNG Abadi pada Bulan Desember


Rabu, 21 September 2022 / 14:06 WIB
Inpex Akan Mengajukan Revisi Rencana Pengembangan LNG Abadi pada Bulan Desember
ILUSTRASI. Inpex corp diperkirakan akan mengajukan revisi rencana pengembangan proyek gas Indonesia pada akhir tahun. Foto Dok Inpex


Sumber: Channelnewsasia.com,Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas Jepang Inpex corp diperkirakan akan mengajukan revisi rencana pengembangan proyek gas Indonesia pada akhir tahun untuk memasukkan instalasi penangkap karbon dalam investasi mereka.

Inpex memimpin investasi ke proyek LNG Abadi Indonesia yang sebelumnya diperkirakan menelan biaya sekitar US$ 20 miliar. Proyek ini mengalami penundaan selama bertahun-tahun setelah berbagai perubahan dalam perencanaan, termasuk untuk mengakomodasi permintaan pemerintah untuk memindahkan proyek ke darat.

"Inpex selaku pimpinan konsorsium sudah memutuskan akan dimasukkan CCUS (carbon capture, utilization and storage) yang artinya akan ada tambahan belanja modal di sana," kata Dwi Soetjipto, ketua SKK Migas.

Baca Juga: Kapan Kepastian Pertamina Masuk Masela Diumumkan? Ini Kata Kementerian ESDM

Dia mengatakan masuknya CCUS diperkirakan menelan biaya tambahan US$ 1,4 miliar. Perusahaan juga diperkirakan akan menghitung ulang nilai proyek karena kenaikan harga gas, kata Dwi, dan berharap rencana pengembangan baru bisa disampaikan pada Desember.

Sementara itu, dia mengatakan Shell telah mengkomunikasikan kepada pihak berwenang niat mereka untuk melepaskan 35 persen saham mereka di proyek LNG Abadi di blok Masela, dan pemerintah sedang berupaya mencari penggantinya.

Baca Juga: INA Buka Suara Soal Proyek Pengembangan Blok Masela

Awal bulan ini, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah berencana membentuk konsorsium yang terdiri dari perusahaan minyak negara Pertamina, Indonesia Investment Authority (INA) dan perusahaan lain yang dapat mengambil alih saham Shell.

"Kami yakin semua ini bisa berjalan paralel dengan pembentukan konsorsium baru," kata Dwi.

Seorang perwakilan Inpex di Jakarta tidak segera menanggapi Reuters untuk komentar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×