Reporter: Febrina Ratna Iskana, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Investor Blok Masela yakni Inpex Corporation dan Shell Corporation harus bersabar, menunggu putusan Pemerintah Indonesia atas revisi Plan of Development (PoD) I.
Pemerintah mengaku tak terpengaruh dengan ancaman pengurangan sejumlah tenaga kerja Inpex akibat ketidakpastian putusan.
Jurubicara Kepresidenan, Johan Budi menerangkan, Pemerintah menegaskan, Presiden Joko Widodo tak akan terburu-buru mengambil keputusan atas keberlangsungan investasi blok migas di Lapangan Abadi, Blok Masela Maluku.
Makanya, hingga saat ini, Presiden Joko Widodo belum memutuskan proposal revisi PoD I Blok Masela. "Presiden belum mengumumkan putusannya. Mungkin dalam waktu dekat," imbuh Johan pada KONTAN, Kamis (17/3).
Johan mengaku belum mengetahui alasan belum adanya keputusan soal Blok Masela. "Saya masih menemani Pak Jokowi, nanti saya tanyakan alasannya," ungkapnya singkat (17/3).
Johan juga belum bisa memperinci apa yang diinginkan Presiden di blok ini apakah proses mengalirkan gas dari Lapangan Abadi menggunakan penampungan Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) atau membangun pipa gas Onshore LNG.
Kegaduhan mengenai kepastian investasi di Blok Masela ini kembali mencuat setelah Rabu malam, SKK Migas menggelar konferensi pers soal adanya rencana pengurangan sebanyak 40% pegawai Inpex di Blok Masela lantaran perusahaan ini tak mendapatkan kepastian investasinya.
Sementara Jurubicara Kementerian ESDM Sudjatmiko menyerahkan masalah Lapangan Abadi ini kepada SKK Migas. "Silakan konfirmasi ke SKK Migas," ungkap dia.
Padahal keputusan atau persetujuan adanya proyek FLNG ataupun Onshore LNG yang menekan adalah Menteri ESDM Sudirman Said.
Menurut Elan Biantoro Kepala Sub Bagian Humas SKK Migas bilang, pihaknya juga masih menunggu keputusan dari pemerintah, sebab jika masalah ini berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan Inpex dan Shell hengkang.
"Kami ingin mereka tetap di Indonesia. Kasihan, mereka telah habis banyak uang. Kami juta tidak mau berkomentar kenapa ini berlarut," katanya.
Haviez Gautama, General Manager External Relations Shell Indonesia mengatakan sebagai investor, Shell dan Inpex tetap berkomitmen untuk membangun lapangan gas Abadi dengan menggunakan teknologi FLNG yang dianggap sebagai opsi terbaik, paling efektif biayanya, dan membawa lebih banyak manfaat untuk Indonesia Timur.
"Kami berharap Pemerintah segera memutuskan dan mendukung revisi PoD I yang telah kami ajukan," kata Haviez kepada KONTAN, kemarin (17/3).
Shell dan Inpex terus mengkaji kebutuhan sumber daya manusia sebelum mendapatkan persetujuan PoD dari pemerintah. Ini mereka lakukan untuk memastikan pekerjaan proyek tahap awal tetap berlangsung.
Ketua Komisi VII DPR, Fadel Muhammad meminta Kementerian ESDM segera memutuskan revisi PoD I Blok Masela. Sebab, bila tidak diputuskan akan membuat pandangan negatif investor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News