kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INSA Sebut Ongkos Logistik ke Eropa Naik 65% Akibat Konflik di Laut Merah


Minggu, 28 Januari 2024 / 21:17 WIB
INSA Sebut Ongkos Logistik ke Eropa Naik 65% Akibat Konflik di Laut Merah
ILUSTRASI. konflik yang terjadi di Laut Merah kini membuat tarif logistik pengiriman kapal atau freight cost melonjak drastis. Foto: Tiwtter X@indianavy


Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA), Carmelita Hartoto mengungkapkan konflik yang terjadi di Laut Merah kini membuat tarif logistik pengiriman kapal atau freight cost melonjak drastis. 

"Freight cost kapal global dari Asia ke Eropa ikut terdorong naik sekitar 53% sampai 63%," kata Carmelita kepada Kontan, Jumat (26/1).

Carmelita menerangkan, dampak dari konflik laut merah sangat signifikan terhadap pelayaran dunia. Mulai dari tertundanya waktu pengiriman barang Asia ke Eropa, naiknya biaya operasional seperti bunker karena kapal menghindari laut merah dan meningkatnya konsumsi bahan bakar kapal yang lebih banyak. 

Baca Juga: Laut Merah Panas, Pengusaha Ekspor Sebut Ada Tambahan Ongkos Logistik 15%

Ditambah lagi potensi naiknya asuransi kapal karena ketidakamanan pelayaran.

"Kami melihat konflik laut merah ini semakin meningkatkan ketidakpastian di 2024 ini," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Mahendra Rianto menyatakan, imbas dari konflik Laut Merah membuat sejumlah perusahaan pelayaran mengubah rutenya menjadi lebih jauh demi menghindari serangan di daerah konflik. 

"Beberapa perusahaan pelayaran itu mencoba melewati jalur Selatan yaitu lewat Afrika Selatan," terangnya.

Menurutnya perubahan rute ini yang menyebabkan ongkos kirim logistik naik 40%-50%, baik untuk barang ekspor maupun impor. Bahkan kalau dalam keadaan sibuk, ongkos kirimnya bisa naik hingga 100%.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan, konflik di Laut Merah berdampak pada naiknya harga angkut ekspor ke negara-negara tujuan. 

Baca Juga: Begini Efek Konflik di Laut Merah Terhadap Distribusi Komoditas Impor dan Ekspor RI

Benny menerangkan, rute pengiriman barang harus melalui Tanjung Harapan, Afrika Selatan demi menghindari wilayah konflik di Laut Merah. Hal Ini yang membuat ongkos logistik pengiriman atau freight cost jadi naik.

"Pengiriman barang akan menambah waktu minimal 10 hari dan tambahan ongkos sebesar 15%," kata Benny kepada Kontan, Jumat (26/1).

Benny mengungkapkan, biaya pengiriman dengan ukuran kontainer 20 feet melonjak hingga US$ 4,000 dari sebelumnya sekitar US$ 3,250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×