Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Selain Vale Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara sedang dalam proses membangun smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan total biaya US$ 1,4 miliar.
Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Rachmat Makkasau mengatakan memaparkan salah satu proyek yang terus dilaksanakan di tahun depan adalah melanjutkan pembangunan smelter.
Seperti yang diketahui, smelter dengan kapasitas 900.000 ton konsentrat per-tahun ini sedang dalam tahap konstruksi dan memulai pembangunan dengan intens. Namun, dalam proses pembangunannya, Rachmat mengakui, pihaknya mengalami banyak sekali tantangan khususnya karena pandemi Covid-19.
"Dengan kondisi tersebut kami juga berfikir akan ada delay dalam pelaksanaan dan eksekusi proyek. Namun, kami yakin dapat meminimalkan delay sehingga target yang dicanangkan pemerintah di mana smelter harus selesai pada 2023 paling tidak bisa tercapai," jelasnya dalam webinar yang diselenggarakan E2S dengan topik "Outlook Sektor ESDM 2020: Leading Post-Pandemic Business Recovery" pada Rabu (8/12).
Baca Juga: Luhut: Indonesia andalkan hilirisasi mineral untuk tekan defisit transaksi berjalan
Lebih lanjut, Rachmat memaparkan, tantangan yang juga dihadapi dalam proyek adalah isu logistik. Sebagai gambaran saja, pada saat pihak manajemen ingin bertemu dengan tim engineering yang terlibat, pihaknya harus menghadapi aral-melintang dari segi zona waktu. Atau semisal mau bertemu, setiap negara punya kebijakan pembatasannya sendiri.
"Jadi saya pikir di fase awal sangat menantang dalam mengumpulkan semua informasi. Kemudian, saat eksekusi pelaksanaan proyeknya sisi logistik akan menjadi tantangan," terangnya.
Rachmat bilang, salah satu cara yang dapat mempercepat pembangunan smelter, ialah perizinan yang diharapkan bisa berjalan dengan cepat. Kemudian, dukungan dari stakeholder dapat berjalan dengan baik. Dia mengungkapkan, saat ini dukung pemerintah daerah dan Kementerian ESDM sangat kuat terhadap pembangunan smelter ini.
"Harapan kami semua insentif yang kami ajukan terhadap proyek ini bisa disetujui seperti tax holiday, kemudahan ekspor, bonded zone. Hal-hal itu bisa membantu mempercepat dan membantu keekonomian proyek," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News