kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Insentif Pembelian Kendaraan Listrik Belum Jelas, Penjualan Motor Elektrik Turun


Rabu, 18 Januari 2023 / 14:39 WIB
Insentif Pembelian Kendaraan Listrik Belum Jelas, Penjualan Motor Elektrik Turun


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

Soetadji memaparkan saat ini kapasitas pabrik motor Alessa 200 unit per hari atau kurang lebih 5.000 per bulan. Namun saat ini utilisasi pabrik baru mencapai 15% sehingga ketika ada lonjakan permintaan seiring dengan berjalannya pemberian insentif, pihaknya belum perlu melakukan investasi tambahan untuk menambah kapasitas. 

Beberapa waktu lalu, Marketing Communication Viar Motor Indonesia, Frengky Osmond menyatakan sampai saat ini belum ada pembicaraan terkait pemberian insentif ini ke pelaku usaha, maka itu dia menunggu kejelasan jutlak. 

“Dengan wacana pemberian insentif yang digaungkan oleh Kemenko Marves dampaknya besar sekali. Cukup banyak masyarakat yang menghubungi kami menanyakan subsidi sebelum mau membeli motor listrik,” ujarnya saat dihubungi terpisah. 

Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Listrik Kencang

Saat ini penjualan motor Viar masih didominasi ke perusahaan melalui skema business to business (B2B) sedangkan untuk segmen ritel masih kecil. 

Dia menjelaskan, kapasitas pabrik Viar cukup tinggi yakni 1.000 unit per minggu atau 4.000 unit per bulannya. Namun, saat ini pihaknya memproduksi sesuai dengan kebutuhan dan mengamankan stok nasional karena kendaraan listrik tidak bisa disimpan terlalu lama karena berkaitan dengan baterai. 

Pada Jumat pekan lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyatakan insentif untuk pembelian kendaraan listrik sedang dalam tahap pembahasan dan sebentar lagi akan dirampungkan. 

Baca Juga: Dongkrak Penjualan, Tesla Pangkas Harga Mobil Model 3 dan Model Y Hingga 13,5%

“Sebentar lagi sabar,” ujar Arifin ketika menjawab pertanyaan mengenai keputusan insentif kendaraan listrik di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (13/1). 

Selain soal insentif kendaraan listrik, Arifin juga turut menyoroti perihal pentingnya ekosistem kendaraan listrik khususnya memanfaatkan sumber daya alam Indonesia untuk menghasilkan industri yang besar dan memberikan nilai tambah. 

Export oriented (produk) bernilai tambah yang paling optimal,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×