Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tengah menunggu persetujuan dewan komisaris untuk melanjutkan rencana integrasi besar-besaran bisnis hilir yang mencakup tiga lini utama: perdagangan dan niaga (commercial & trading), kilang dan petrokimia, serta logistik perkapalan.
Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina Agung Wicaksono mengungkapkan, proses penggabungan ketiga sektor tersebut saat ini masih berjalan di internal perusahaan sesuai prosedur persetujuan korporasi.
"Siang hari ini kami akan melanjutkan pembahasan dengan Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan atas detail teknis yang dilakukan dengan target persiapan go live-nya di tahun 2026," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (19/11/2025).
Baca Juga: Pertamina Rampungkan Konsolidasi Empat Sektor Usaha dalam Ekosistem Danantara
Rencana integrasi ini mencakup tiga entitas utama di bisnis hilir, PT Pertamina Patra Niaga (PPN), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Pertamina International Shipping (PIS). Pertamina menargetkan proses konsolidasi rampung pada akhir 2025.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyampaikan integrasi hilir merupakan upaya penyelarasan inisiatif bisnis dengan strategi Danantara, sekaligus respons atas tekanan margin kilang global.
"Melakukan penyelarasan prioritas inisiatif perusahaan agar sejalan dengan arah Danantara. Hal ini juga menjadi bagian dari prioritas kami. Yang pertama, tentunya dari operasional bisnis kita, kita akan melakukan integrasi hilir, yaitu penggabungan operasional antara PT Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional, dan juga Pertamina International Shipping, yang kita targetkan akan selesai pada akhir tahun 2025 ini," kata Simon dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9/2025).
Baca Juga: Direktur Utama Pertamina Beri Sejumlah Catatan terhadap RUU Migas
Dengan margin kilang yang terus menipis, Simon menilai konsolidasi operasional antara PPN, KPI, dan PIS diperlukan untuk menjaga efisiensi dan memperkuat kinerja konsolidasi Pertamina.
"Intinya, sekarang kan gini, salah satu yang menyebabkan penurunan laba itu kan karena memang kondisi global ya. Dengan demikian, dengan kondisi yang kurang favorable untuk kita, kilang ini marginnya kan semakin kecil. Nah, dengan marginnya semakin kecil, tentunya secara keseluruhan, secara konsolidasi kan akan berpengaruh kurang baik ke bottom line perusahaan. Dengan demikian, supaya lebih efektif memang ada beberapa kajian di kita untuk menggabungkan antara kilang, PIS, dan PPN," jelasnya ditemui usai rapat di Kompleks DPR RI.
Pertamina sebelumnya sempat menjalankan model subholding di hulu dan hilir. Namun, Simon menegaskan adaptasi organisasi harus terus dilakukan agar sejalan dengan dinamika pasar energi global yang berubah cepat.
Baca Juga: Pertamina Finalisasi Merger Tiga Subholding Hilir, Ditargetkan Rampung 1 Januari 2026
Selanjutnya: APINDO Prediksi Pengumuman Upah Minimum Molor Jadi Bulan Desember 2025
Menarik Dibaca: 7 Dampak Minum Soda Terlalu Banyak Bagi Tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













