kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.333.000   34.000   1,48%
  • USD/IDR 16.680   0,00   0,00%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

Pertamina Finalisasi Merger Tiga Subholding Hilir, Ditargetkan Rampung 1 Januari 2026


Selasa, 11 November 2025 / 06:45 WIB
Pertamina Finalisasi Merger Tiga Subholding Hilir, Ditargetkan Rampung 1 Januari 2026
ILUSTRASI. Pertamina finalisasi merger tiga subholding hilir (PPN, KPI, PIS) untuk efisiensi dan daya saing. Target rampung awal 2026.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tengah mengebut rencana merger tiga subholding di sektor hilir, yakni PT Pertamina Patra Niaga (PPN), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Pertamina International Shipping (PIS). Proses penggabungan kini memasuki tahap finalisasi dan ditargetkan rampung pada awal tahun depan.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, pembahasan penggabungan tiga subholding tersebut sudah berada pada tahap akhir. Pertamina akan segera menyampaikan hasil finalisasi rencana merger itu kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk memperoleh persetujuan.

“Sekarang kita sedang tahap finalisasi, nanti kita akan laporkan ke Danantara untuk mendapatkan persetujuannya. Kita sih kejarnya mudah-mudahan per 1 Januari 2026 sudah terlaksana,” kata Simon saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (10/11/2025).

Baca Juga: Gandeng Pertamina, Toyota Siap Investasi Pabrik Bioethanol senilai Rp 2,5 Triliun

Simon menjelaskan, keputusan menggabungkan PIS, KPI, dan Patra Niaga dilakukan untuk memperkuat daya saing dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan di tengah tantangan industri energi global.

Menurutnya, dinamika pasar energi dunia yang terus berubah menuntut Pertamina melakukan penyesuaian organisasi agar lebih adaptif dan lincah dalam pengambilan keputusan.

“Tentunya supaya lebih banyak manfaat ya, jadi tidak tentunya ada tantangan di luar, kondisi global juga banyak challenges. Jadi salah satu upaya kita untuk tetap meningkatkan performa perusahaan, salah satu antaranya itu,” kata Simon.

Simon menambahkan, penggabungan ini merupakan hasil dari kajian mendalam yang membandingkan berbagai opsi integrasi antar-subholding. Dari hasil kajian tersebut, penggabungan tiga subholding hilir dinilai menjadi langkah terbaik untuk memperkuat posisi bisnis Pertamina.

"Kita sudah membandingkan antara penggabungan subholding PIS dengan Patra Niaga, Patra Niaga dengan Kilang, Kilang dengan PIS. Inilah yang sejauh ini adalah keputusan terbaik penggabungan tiga subholding," jelasnya.

Dalam catatan Kontan, rencana integrasi tiga subholding hilir ini merupakan bagian dari upaya penyelarasan strategi bisnis Pertamina dengan arah investasi Danantara. 

Simon sebelumnya menjelaskan, pelemahan margin bisnis kilang akibat kelebihan pasokan global menjadi salah satu faktor yang mendorong konsolidasi ini.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Dukung Kebijakan BBM Ramah Lingkungan Lewat Pertamax Green 95

"Intinya, sekarang kan gini, salah satu yang menyebabkan penurunan laba itu kan karena memang kondisi global ya. Dengan demikian, dengan kondisi yang kurang favorable untuk kita, kilang ini marginnya kan semakin kecil. Nah, dengan marginnya semakin kecil, tentunya secara keseluruhan, secara konsolidasi kan akan berpengaruh kurang baik ke bottom line perusahaan. Dengan demikian, supaya lebih efektif memang ada beberapa kajian di kita untuk menggabungkan antara kilang, PIS, dan PPN," jelasnya ditemui usai rapat di Kompleks DPR RI, Kamis (11/9/2025).

Selanjutnya: Pebisnis Minta Masa Transisi untuk B50

Menarik Dibaca: Ikuti Cara Mengunggah Postingan Instagram Berikut, Video dan Foto Tetap Jernih!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×