Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) kini resmi menjalankan pabrik alat monitoring dan pengendalian bahan bakar bersubsidi atau Radio Frequency Identification (RFId) mulai 1 Maret 2013. Pabrik ini sebenarnya tak hanya membuat RFId, melainkan juga membuat kabel, aksesori RFId, serta serat optik.
Tikno Sutisna Direktur Utama INTI menyampaikan khusus untuk pabrikasi aksesori dan serat optik, mereka sudah menjalankan sejak tahun lalu. Tahun ini, PT Inti akan mulai menjalankan pembuatan RFId kabel.
Untuk memproduksi RFId, PT Inti menyiapkan pabrik di Bandung Jawa Barat seluas 80 ribu meter persegi dan dikelola oleh anak usaha INTI, yaitu PT INTI Pindad Mitra Sejati (IPMS). Dalam pembangunan pabrik, PT Inti bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Korea, yaitu Global Optical Communication (GOC) dengan pembagian saham 25% untuk INTI dan 75% untuk GOC.
Sayang Tikno enggan menyebutkan nilai investasi pembangunan pabriknya. "Pokoknya ada lah, tapi walau saham kita lebih kecil untuk penjualan produk tetap kami yang kelola, meski pun nanti pasarnya bukan pasar PT INTI. Selain mendapat benefit seperti dividen, kita juga yang pegang pasar," kata Tikno kepada Kontan, Jumat (28/02).
Pabrik ini akan mempunyai 50 mesin yang disuplai GOC dan menghasilkan RFId rata-rata 1 juta unit dalam satu bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News