kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inti membidik penjualan produk sendiri sebesar 30%


Kamis, 04 Januari 2018 / 08:33 WIB
Inti membidik penjualan produk sendiri sebesar 30%


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) menargetkan penjualan produk sendiri mencapai 30% dari total pendapatan pada tahun 2018 ini. Perusahaan tersebut mematok pendapatan sebesar Rp 2 triliun.

Direktur Utama Inti Darman Mappangara mengatakan, pada tahun 2018 pihaknya memproyeksikan penjualan produk sendiri mencapai 30%. Sisanya, berasal dari sistem integrator seperti yang digunakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang nilainya mencapai Rp 200 miliar.

"Dengan target tersebut, kami berharap pada tahun 2019 nanti bisa secara keseluruhan atau 100% menggunakan produk sendiri," terang Darman saat dihubungi KONTAN, Rabu (3/1).

Sebagai gambaran, Inti memiliki tiga unit bisnis, yakni smart energy, broadband, serta pertahanan dan bisnis digital. Dari ketiga unit bisnis tersebut, Inti menargetkan perolehan pendapatan yang paling besar dari bisnis pertahanan dan digital, yakni mencapai Rp 1 triliun dari target pendapatan tahun ini Rp 2 triliun.

Untuk mencapai target itu, Inti akan terus mengejar sejumlah tender yang dilaksanakan oleh pemerintah. Namun Darman belum bisa menyebut tender apa saja yang saat ini sedang diincar.Sekadar mengingatkan, Inti memenangkan lelang sensor internet yang digelar oleh Kominfo.

Dalam lelang tersebut, Inti menyodorkan bid price Rp 198,61 miliar dan evaluted price Rp 194,06 miliar. Sementara nilai pagu paket yang dianggarkan untuk mesin sensor internet itu mencapai Rp 211,87 miliar dengan nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp 211,87 miliar.

Pada tahun 2018, Inti menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 60 miliar. Nantinya, sebagian anggaran capex tersebut bakal digunakan untuk ekspansi bisnis. Darman menyebutkan, ekspansi bisnis pada tahun ini. Antara lain mengaktifkan lagi pabrik eksisting di daerah Dayeuhkolot, Bandung, seluas 8 hektare.

"Pabrik itu akan kami aktifkan lagi agar industri telekomunikasi hidup kembali," ujarnya.

Pabrik ini merupakan pabrik hasil renovasi dan merupakan kerjasama atau joint manufacturing dengan total investasi Rp 100 miliar. Adapun, beberapa perusahaan yang digandeng oleh Inti di antaranya GOC Korea (serat optik), ZTE (perangkat STB dan ONT), dan Skyenergy (lampu LED Sharp).

Dari total Rp 100 miliar tersebut, persentase kepemilikan Inti hanya berkisar 30%. Pabrik itu ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018. "Sepanjang tahun ini pengerjaannya," ungkap Darman.

Perseroan ini sudah mengantongi kontrak carry over yang berasal dari tahun lalu senilai Rp 700 miliar. Darman menambahkan, Inti menargetkan perolehan kontrak baru pada tahun ini mencapai Rp 3 triliun. "Tahun 2018 ini target kontrak baru kami Rp 3 triliun, sementara target pendapatan Rp 2 triliun. Sisanya akan dibawa ke tahun 2019," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×